Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. (Foto: Kemenkop UKM)

Jakarta, MNEWS.co.id – Harga kedelai impor yang melonjak berdampak pada harga kedelai lokal, sehingga banyak perajin mengancam akan mogok produksi. Untuk menyiasati kondisi tersebut, disiapkan pengganti kedelai sebagai bahan baku tahu tempe, yakni kacang koro pedang. 

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki telah menyiapkan alternatif bahan baku agar usaha tempe dan tahu lebih berkelanjutan ke depannya. Salah satu komoditas yang dapat dijadikan sebagai substitusi adalah kacang koro pedang.

“Para perajin tempe dan tahu juga harus melakukan inovasi untuk mencari alternatif pengganti kedelai impor yang semakin hari semakin mahal. Salah satunya dengan menggunakan kacang koro pedang,” katanya.

Dengan kacang koro pedang, para perajin tidak lagi tergantung sepenuhnya oleh kedelai impor yang harganya selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Sehingga memengaruhi produksi tempe dan tahu.

“Kita selama ini makan tempe dan tahu sebagai sumber protein, tapi ironinya kedelai ini diimpor 2,5 juta sampai 3 juta ton setahun. Kita lihat sekarang kacang koro punya potensi sebagai substitusi impor. Ini per satu hektare (ha) saja dapat memproduksi 5 ton dan kalau mau substitusi 1 juta ton itu hanya butuh 200.000 sampai 250.000 ha,” tambahnya.

Kementerian Koperasi dan UKM saat ini tengah bekerja sama dengan para petani dari Kabupaten Sumedang mengembangkan pilot project budidaya kacang koro pedang yang telah dimulai sejak akhir Januari 2022. Dengan pengembangan tersebut, diharapkan kacang koro pedang nantinya bisa menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Indonesia.

Teten menargetkan pada tahun ini akan tertanam kacang koro pedang di lahan seluas 100 ha di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Setelah pilot project berlangsung, pada tahun depan akan dilakukan scalling up terhadap penanaman kacang koro pedang karena Kabupaten Sumedang memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha yang dapat digunakan.

“Jadi nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang akan menjadi offtaker. Jadi ada kepastian bagi petani bahwa yang mereka tanam akan terserap. Peran koperasi sebagai offtaker pertama dari para petani kacang koro juga dapat menjadi jawaban untuk pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat) kluster yang dapat diakses oleh para petani,” ujar Teten.

Ia menambahkan, jika Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) mau menyerap kacang koro pedang hasil produksi para petani, maka akan terjadi peningkatan produksi dari komoditas ini. Bahkan, diprediksi kacang koro pedang dapat mensubstitusi 60 persen kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu.