
Jakarta, MNEWS.co.id – Tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia memang hobi sekali ngemil. Aneka pilihan makanan ringan mulai dari yang asin sampai manis bisa menjadi pemenuh perut yang seketika lapar. Rasanya, tidak akan lengkap bila tidak ada persediaan camilan di rumah.
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia gemar mencoba semua kuliner maupun inovasi camilan terbaru. Tidak pernah ada habisnya bagi masyarakat Indonesia untuk selalu mencicipi varian makanan terbaru.
Kebiasaan dan hobi ngemil masyarakat ini pun dikaji oleh pihak Mondelez Indonesia. Di mana mereka menemukan, sebanyak 60 persen populasi masyarakat mempunyai hobi ngemil. Terutama di masa pandemi sekarang, mereka menyebut kegiatan makan terlebih ngemil masyarakat Indonesia turut mengalami lonjakan.
“Hasil survei kami dari The State of Snacking menyebutkan pandemi meningkatkan hobi ngemil tiap orang. Mungkin karena sedang banyak waktu di rumah saja, jadi makin punya ketertarikan akan kuliner,” ungkap Khrisma Fitriasari, Head of Corporate Communication Mondelēz Indonesia, dalam acara virtual peluncuran Mondelez Indonesia #DukungUMKMKuliner Kreatif Kembangkan Bisnis Kuliner Kekinian, Kamis (2/9/2021).
“Data kami juga menemukan 60 persen masyarakat lebih hobi makan makanan ringan. Kemudian, mereka tampaknya tertarik pula mencicipi aneka makanan baru kekinian. Sebanyak 77 persen responden kami mengaku bila mereka sudah mencoba sejumlah kuliner terbaru itu,” lanjutnya.
Uniknya, munculnya minat seseorang dalam mencoba makanan baru, justru bermula dari pemasaran di media sosial. Penelitian Mondelez menyimpulkan, ada 54 persen konsumen terpengaruh untuk mengonsumsi produk makanan baru sebab pemasaran yang menggugah di media sosial. Sementara 53 persennya lagi, menemukan aneka pilihan makanan menarik tersebut melalui platform browsing atau situs pencarian khusus.
Melalui hasil survei inilah, membuka peluang UMKM kuliner untuk mengembangkan bisnisnya. Apalagi mengingat peminatnya selalu bertumbuh, sehingga menjadi acuan bagi pelaku UMKM supaya dapat menciptakan inovasi.
Menariknya lagi, meski banyak berbagai jenis UMKM menjamur namun sektor kuliner menyumbang 41 persen keuntungan bagi negara. Hal ini pun ikut disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno.
“Kontribusi kuliner yang baik ini, mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Sejauh ini, bidang UMKM kuliner sendiri mampu berkontribusi dalam keuntungan negara atau PDB Nasional sebesar 41 persen,” jelas Sandiaga.
Walau di saat genting sekalipun banyak UMKM kuliner yang tetap bisa eksis. Ini karena, secara bertahap pelaku bisnis kuliner mendapat kemampuan serta pelajaran penting, yakni mereka berkesempatan mengembangkan kemampuan pemasaran lewat platform digital.
Pengembangan kemampuan pemasaran digital pun dinilai sebagai kunci pertahanan utama para pelaku UMKM, tak terkecuali di bidang kuliner. Bila promosi maupun penjualannya menarik, pastinya ikut memengaruhi keinginan konsumen untuk membeli.
“Bagi mereka yang bisa mendigitalisasi penjualannya di sektor UMKM kuliner, maka ini bagus untuk dapat bertahan di masa kini,” tutup Sandiaga.