Jakarta, MNEWS.co.id – Pandemi virus Corona mengakibatkan membuat bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) meredup dan mengalami penurunan minat beli masyarakat. Menyikapi situasi yang dihadapi UMKM saat ini, pemerintah menggaungkan gerakan #BanggaBuatan Indonesia yang didukung berbagai pihak, salah satunya Gojek.

Sesuai dengan misi menciptakan dampak sosial, Gojek sebagai super-app terdepan di Indonesia turut mendukung gerakan tersebut dengan menyediakan wadah penjualan online, sekaligus mempromosikan produk dari para UMKM. 

Melalui platform Gojek, pelaku UMKM berpotensi untuk menjangkau ratusan juta konsumen di berbagai daerah yang telah mengunduh aplikasi Gojek. Selain itu, Gojek juga memfasilitasi UMKM kuliner dengan promosi dan kurasi khusus #BanggaBuatanIndonesia di GoFood.

Bentuk dukungan Gojek lainnya, yaitu mempromosikan dan mengkurasi profil UMKM lokal yang tergabung di fitur GoMall, melalui platform JD.id. Para pelaku UMKM pun dapat memperoleh rangkaian pelatihan wirausaha dari Gojek yaitu Gojek Wirausaha dan Komunitas Partner GoFood (KOMPAG GoFood) untuk meningkatkan keterampilan bisnis digital sehingga mereka lebih mudah beradaptasi berjualan secara online. Materi yang diberikan terkait dengan hal fundamental dalam berbisnis, seperti kiat berjualan online, promosi, dan tips mengatur keuangan.

“Masa pandemi COVID-19 menjadi ujian bagi jutaan UMKM Indonesia. Dengan semangat gotong royong, Gojek siap mendukung program #BanggaBuatanIndonesia bersama Pemerintah Indonesia dengan mempromosikan ratusan ribu UMKM untuk menjaga keberlangsungan UMKM di masa-masa seperti ini,” ujar Chief Public Policy and Government Relations Gojek Shinto Nugroho.

 Gojek telah mendorong para ratusan ribu UMKM kuliner selama pandemi COVID-19 lewat berbagai program. Bisnis mereka merupakan salah satu yang terdampak situasi saat ini dan berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, 48 persen UMKM bergerak di bidang kuliner. Ada sekitar 400 ribu UMKM kuliner yang kini bermitra dengan Gojek.

Adapun bentuk dukungan untuk UMKM kuliner yang diberikan Gojek, yakni memaksimalkan pendapatan mitra UMKM lewat program Hari Kuliner Nasional (Harkulnas) GoFood. Berikutnya, Gojek meringankan biaya operasional mereka dengan memberikan voucher belanja bahan pokok serta menyediakan paket sanitasi dan keamanan makanan.

Untuk menjaga volume transaksi merchant, Gojek menggelontorkan berbagai inisiatif, seperti seperti program paket makan untuk mitra driver dan tenaga kesehatan, kategori baru “Siap Masak” di layanan GoFood, dan akses belanja dan pesan-antar bahan pokok.

Di lain sisi, Gojek menjaga kepercayaan konsumen terhadap layanan dan produk dari merchant dengan membekali 50.000 outlet mitra UMKM dengan masker serta paket sanitasi dan keamanan makanan, meliputi hand sanitizer dan sabun antiseptik untuk menjaga kebersihan pelayan merchant, serta kantong belanja GoFood dan segel pengaman untuk menjaga kebersihan makanan.

Salah satu mitra GoFood, Rangga Dewoso sebagai pemilik Dapur MTW mengatakan, kanal penjualan online membuatnya tetap bisa mengembangkan usaha di tengah situasi pandemi. Bahkan, Rangga kini bisa menambah satu outlet baru.

“Kami bergerak di bidang kuliner khas Indonesia. Alhamdulillah di masa pandemi ini kami berhasil menambah satu outlet baru, yang sebelumnya kami tidak yakin dikarenakan customer kami tidak bisa datang secara langsung ke outlet kami. Juga di masa PSBB ini kami mengikuti imbauan pemerintah untuk tidak menerima customer makan di tempat. Kami ada 6 outlet di Jakarta dan Tangerang,” ungkap Rangga.

Tidak hanya fokus mengembangkan bisnisnya, Rangga turut memberi perhatian kepada para mitra driver Gojek yang membantunya mengantarkan produknya ke konsumen. Ia mengumpulkan donasi dari konsumen Dapur MTW, lalu dibelikan beras dan mie instan untuk bantuan kepada driver Gojek.

Sementara itu, Gojek mengklaim, program yang mereka buat berhasil meningkatkan transaksi dan omzet rata-rata mitra UMKM GoFood sebesar 10% di awal bulan Mei ini, dibandingkan dengan akhir bulan April. Khusus mitra UMKM yang menjual snack atau camilan transaksinya meningkat 30%, didorong peralihan tren konsumen yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.