Ilustrasi jualan online. (Foto: shutterstock)

Yogyakarta, MNEWS.co.id – Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kota Yogyakarta mulai tahun ini digencarkan untuk memanfaatkan bidang digital marketing. Hal itu tidak sebatas melakukan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi melainkan memperkuat konten promosi.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Oleg Yohan mengatakan pihaknya sudah menjalin koordinasi dengan mitra kerja di Pemkot untuk memberikan perhatian yang lebih pada aspek digital marketing. “Dinas yang menjadi mitra kami seperti Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM, Dinas Perdagangan serta Dinas Pariwisata sudah siap untuk menggulirkan. Kami akan kawal,” katanya.

Ada tiga aspek yang menjadi fokus digital marketing. Masing-masing visualisasi produk melalui video, narasi produk untuk konten promosi, pemasaran melalui website, hingga media sosial maupun katalog. Ketiga aspek itu harus mampu dikuasai oleh pelaku UKM meski masih bersifat sederhana.

Yohan menambahkan langkah awal untuk memulai digital marketing ialah pemberian pelatihan bagi pelaku UKM. Terutama mengasah kemampuan dalam membuat konten video menggunakan telepon pintar.

“Tidak perlu dengan kamera profesional. Tetapi cukup dengan handphone yang sudah dimiliki. Yang penting bisa mencari sudut pengambilan gambar kemudian mengeditnya. Kemampuan ini perlu dilatih,” ungkap Yohan.

Selanjutnya adalah membuat narasi yang mampu memperkuat video. Kemampuan membuat narasi sangat menentukan visualisasi produk agar semakin dilirik serta diminati calon pembeli. Ia mencontohkan UKM yang menjual olahan ketela perlu digambarkan sejak pemilihan bahan bakunya. Kemudian pengolahan produk yang melibatkan kaum ibu terdampak pandemi juga perlu dinarasikan.

“Menarasikan proses dan siapa saja yang terlibat itu bisa menggugah pembeli. Bisa jadi orang yang sebelumnya tidak minat dengan ketela bisa tertarik membelinya sebagai sumbangsih untuk kebangkitan pelaku UKM di masa pandemi. Tentunya produk olahan tersebut harus terstandar dari aspek rasa, higienis dan pengemasan,” pungkasnya.

Sementara untuk pemasaran, tidak semua pelaku UKM memiliki website. Sehingga perlu ada peran pemerintah untuk menjembataninya. Seperti membuatkan katalog secara berkelompok untuk diunggah ke website pemerintah maupun memfasilitasi aplikasi e-commerce atau disebarkan melalui berbagai Whatsapp Group.

Yohan mengakui dirinya bahkan sudah membina beberapa pelaku UKM sebagai contohnya. Harapannya pelaku usaha dapat memberikan semangat kepada sesama UMKM salah satunya melalui digital marketing untuk bangkit di masa pandemi.