Menperin Airlangga Hartarto dalam Semarak Festival IKM 2018 di Jakarta, Kamis (13/12/2018). Foto: Kemenperin.
Menperin Airlangga Hartarto dalam Semarak Festival IKM 2018 di Jakarta, Kamis (13/12/2018). Foto: Kemenperin.

Jakarta, MNEWS.co.id – Di era persaingan global seperti sekarang, Industri Kecil dan Menengah (IKM) juga perlu untuk meningkatkan kualitas produknya, agar bisa ekspor hingga ke mancanegara.

Menperin Airlangga Hartarto mengungkapkan, ada empat aspek yang dapat membentuk IKM lebih berdaya saing di pasar global. “Yaitu, mempunyai ciri khas produk, pengembangan produk dan SDM yang berkualitas, pemanfaatan era digital, serta pola pemasaran yang baik,” ujarnya pada Semarak Festival IKM 2018 di Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Menurut Menperin, dalam upaya peningkatan aspek ciri khas produk, salah satu kegiatan yang dilakukan Kemenperin adalah pemberian penghargaan One Village One Product (OVOP). Ajang ini merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mengembangkan produk unggulan khas dari daerah sehingga mampu untuk menembus pasar global.

“Di sinilah aspek ciri khas produk yang berkualitas bisa terlihat dan mampu mengembangkan kehidupan masyarakat daerahnya menjadi penentu keberhasilan produk OVOP,” tuturnya. Pada tahun 2018, terdapat 4 IKM yang mendapatkan penghargaan OVOP bintang 5 dan 26 OVOP bintang 4.

Aspek berikutnya, untuk pengembangan produk dan SDM berkualitas, Kemenperin memfasilitasi untuk pemberian SNI dan sertifikasi kompetensi kerja. “Sementara itu, dalam pemanfaatan era digital, salah satunya adalah melalui penumbuhan startup pada bidang teknologi industri 4.0,” jelasnya.

Program Making Indonesia 4.0 Startup merupakan terobosan baru yang diharapkan dapat menjadi stimulan munculnya ekosistem startup di bidang teknologi industri 4.0 serta mampu menciptakan produk yang membantu sektor industri meningkatkan efisiensi dalam hal biaya, energi, dan waktu.

Sedangkan, aspek terakhir adalah pola pemasaran yang baik.Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM yang mempertemukan IKM dengan marketplace untuk perluasan akses pasar, sehingga produk IKM tidak hanya dijual offline namun juga online. “Nantinya produk IKM dalam negeri akan dapat membajiri e-commerce Indonesia,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Gati, pada era ekonomi digital, pelaku IKM nasional perlu memanfaatkan teknologi manufaktur terkini dan peluang e-commerce. “Keberadaan startup sangat dibutuhkan untuk menjual produk-produk IKM lokal kita semakin meningkat serta menumbuhkan perdagangan melalui e-commerce,” terangnya.

Sejak diluncurkan pada Januari 2017, peserta yang telah mengikuti e-Smart IKM lebih dari 4.925 pelaku usaha dengan total omzet sudah melampaui Rp1,3 miliar. Kemenperin pun terus memacu tumbuhnya unicorn, pelaku startup yang memiliki nilai valuasi di atas USD1 miliar.

Sumber: Kemenperin