Unik, Eiger Ciptakan Ransel Berbahan Bambu dan Sampah. (Foto: dok. Eiger)

Jakarta, MNEWS.co.id – Saat ini sampah plastik tidak hanya mencemari lautan saja, gunung dan hutan pun ternyata tidak luput dari ancaman plastik. Catatan pada bulan Maret 2020, misalnya, ada lebih dari 1 ton sampah plastik yang diturunkan dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.

Survey Indonesia National Plastic Action Partnership tahun 2017 menunjukkan, Indonesia memproduksi kurang lebih 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Dengan besarnya angka sampah plastik yang diproduksi, hanya 10% yang sudah masuk ke proses recycle.

Berdasarkan fakta tersebut, produsen perlengkapan outdoor lokal, Eiger Adventure, berinovasi mengembangkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya dengan merilis carrier atau tas gunung berkonsep keberlanjutan (sustainability), ECOSAVIOR 45L.

Bagian inti dari carrier ini, seperti material kain dan aksesoris buckle dibuat dari setidaknya 50 botol plastik PET 500ml yang diolah dan didaur ulang (polyester daur ulang Reboyarn). Kemudian, keunggulan lain dari carrier ini adalah penggunaan “Ergocomfort Eco Natural Flexibility” sebagai adjustable backsystem yang menggunakan bambu sebagai bahan dasar frame.

Pendeknya, Backsystem Ecosavior dirancang menggunakan frame bambu sebagai material alam pengganti alumunium, fiber, atau kawat baja yang biasa digunakan sebagai frame untuk carrier.

Eiger Product Designer, Oki Lutfi mengatakan penggunaan frame bambu sudah melalui berbagai tahapan dan pengujian. Misalnya, teknik yang digunakan adalah dengan menggabungkan tiga lapis bambu yang dibentuk dengan cetakan, lalu dikeringkan dan dilaminasi.

Berbagai tahapan termasuk uji kekuatan bambu dilakukan untuk memastikan frame bambu dapat menopang beban sekaligus memiliki daya tahan terhadap iklim dan cuaca.

“Dalam pembuatan frame bambu, kami bekerja sama dengan para pengrajin bambu di area Temanggung, Jawa Tengah. Harapannya, langkah kecil yang kami lakukan dapat membantu para pengrajin bambu di sana,” kata Oki.

Dari segi fungsional, teknologi adjustable backsystem yang digunakan dapat memudahkan pengguna dalam mengatur backsystem sesuai ukuran torso masing-masing. Inovasi ini, lanjutnya, merupakan langkah awal Eiger dalam mengembangkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan, untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan.

Sebelumnya, Deputy CEO PT Eigerindo Multi Produk Industri (MPI) Christian Hartanto Sarsono, mengatakan, alam telah memberikan banyak peluang untuk belajar. Karena itu, ucapnya, sudah sepatutnya masyarakat menjaga melalui tindakan nyata dan sistematis.

Menurutnya, salah satu cara untuk menjaga alam melalui produk-produk Eiger adalah dengan menggunakan material ramah lingkungan dan produk daur ulang. “Saat ini kami memang belum sepenuhnya sustainable, tapi tiga tahun ke depan produk kami bisa ramah lingkungan,” kata Christian.

Saat ini Eiger sudah memiliki kurang lebih 20 jenis produk yang menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti kaus dari organic cotton atau katun bambu, serat kayu memanfaatkan bahan sisa produksi hingga mengembangkan produk dari limbah botol plastik. Produk-produk ini dapat ditemukan dalam kaus, jaket serta aneka jenis tas mulai dari tote bag, sling bag hingga carrier atau tas gunung.