Ilustrasi. Foto: Pexels.
Ilustrasi. Foto: Pexels.

Jakarta, MNEWS.co.id – Hampir tiga tahun menjalankan usaha kedai kopi di Cipete, Jakarta Selatan, Dua Coffee kini melebarkan sayap ke ibukota lainnya. Tidak tanggung-tanggung, langsung ke Washington DC, ibukota Amerika Serikat.

Menjamurnya berbagai kedai kopi di kota-kota besar hingga ke daerah pelosok di Indonesia menumbuhkan suatu industri tersendiri di Nusantara, sebagai salah satu negara penghasil biji kopi terbaik dunia. Di antara begitu banyaknya kedai kopi, apa yang membuat Dua Coffee begitu istimewa?

Ternyata, hospitality atau keramah-tamahan yang menjadi prioritas dari Dua Coffee. Business Co-Owner Dua Coffee, Omar Karim Prawiranegara, bersama rekannya Rinaldi Nurpratama, perlahan merintis bisnis kopi ini di bilangan Cipete. Mengusung konsep yang homey, Dua Coffee ingin penikmat kopi betah berada di kedai dan menganggap Dua sebagai rumah kedua.

Omar bercerita, dirinya beserta tim pernah mendapat tawaran dari Kementerian Pariwisata untuk mengisi stand kopi di New York Travel Fair. Di sana, banyak warga Amerika Serikat yang antusias dengan kopi yang disajikan Dua Coffee, bahkan antreannya sampai mengular. Dari yang tadinya tidak berniat menjual kopi, Dua Coffee pun menjajakan kopi arabika Ciwangi dan Kintamani.

Business Co-Owner Dua Coffee, Omar Karim Prawiranegara, dalam 
Konferensi Pers peluncuran A Cup of Moka, CGV Cinema, fX Sudirman,
Jakarta, Selasa (22/1/2019).  Foto: (doc/MNEWS)

“Mungkin pertama kalinya ada coffee shop lokal yang go international. Kita juga pingin buka mata teman-teman UKM, kalau kita bisa. Kenapa kita di DC, karena banyak sekali embassy di sana. Tanggapannya cukup antusias, efek dominonya pun cukup luas. Itu yang jadi peluang buat kita,” jelas Omar dalam Konferensi Pers launching A Cup of Moka di CGV Cinema fX Sudirman, Selasa, (22/1/2019).

Usaha kopi yang dimulai sejak akhir 2016 ini memberdayakan modal awal sebesar Rp 100 juta. Omar menganggap, bagi bisnis kuliner, yang terpenting adalah cash flow yang sehat dan itu harus dimulai dengan investasi yang bertahap. Pertumbuhan bisnisnya pun terus naik setelah berjalan 3 tahun, dengan penjualan rata-rata sebesar 20 persen per tahun. Semua ini tidak terlepas dari manajemen pos yang baik di Dua Coffee.

Omar memaparkan pengalamannya menggunakan Moka sebagai platform point of sales (POS) di kedai kopinya. Sistem pos berbasis cloud ini memudahkannya dalam mengambil setiap keputusan bisnis berdasarkan data. Bahkan hingga melobi investor, bekalnya adalah data dari Moka. Berbagai fitur yang ada di Moka memungkinkan pelaku UKM di berbagai sektor menjalankan bisnisnya secara digital dengan mudah dan terukur.

Dengan Moka, kerjanya lebih rapi dan ngga berantakan, itu sangat membantu untuk menjelang besar (usahanya) atau ketika sudah besar,” imbuhnya.

Omar menambahkan, tampilan Moka yang modern dan minimalis juga mudah digunakan. Hal yang terpenting adalah sistem yang real time. Bisa dimonitor dari jarak jauh, bahkan ketika Omar sedang berada di Amerika, Ia tetap bisa melihat pergerakan usaha kedai kopinya di Jakarta. Digitalisasi usaha inilah yang akan membuat UKM semakin berkembang dan naik kelas.

Kopi yang disajikan di kedai Dua Coffee. Foto: Dua Coffee.

Tantangan UKM, menurut Omar, bagaimana mentransformasikan cara-cara tradisional yang mestinya berubah di era digital. UKM adalah roda yang paling dasar untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. UKM harus diedukasi bagaimana mengelola usahanya dengan baik.

“Kadang kalau pakai cara-cara tradisional konvensional, misalnya beli plastik di warung sebelah, suka ngga kecatat. Kalau di Moka semuanya tercatat dengan baik. Data-data begitu penting buat UKM. Kita pun bisa (sukses) kalau usahanya serius, fokus punya passion di usaha tersebut, bukan sekadar usaha jual beli tapi juga koneksi ke customer,” tutur pria lulusan Universitas Padjadjaran ini.

Selain menawarkan nikmatnya kopi khas Indonesia yang buka cabang dari ibukota ke ibukota, Dua Coffee juga menawarkan pendekatan yang ramah dan hangat kepada setiap customernya hingga membuat mereka nyaman serasa di rumah. Biarkan Dua Coffee jadi yang kedua, “karena yang pertama tetap kamu”.