Dari Hobi Jadi Rezeki, Produk Pelaku Usaha Fesyen Ini Sukses Tembus Pasar Malaysia! (Foto: kemenkopukm.go.id)

MNEWS.co.id – “Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar.”

Kutipan populer ini rasanya sangat tepat untuk menggambarkan sosok Emilia ketika mengembangkan usaha konveksinya CV Zelia.

Perempuan yang akrab disapa Lia ini menceritakan perjalanannya dalam menekuni hobinya, dari mulai sekadar bersenang-senang hingga sukses memasarkan produknya ke Malaysia.

Bagi Emilia, menjahit dan fesyen merupakan hobi yang ia tekuni sedari dulu, sehingga pekerjaan yang dilakoninya saat ini terasa menyenangkan baginya. 

“Cintai dulu pekerjaannya, maka apapun masalah atau resikonya akan dijalani dengan senang,” kata Lia dikutip MNEWS.co.id dari laman kemenkopukm.go.id.

Bermula dari tahun 2010 ketia Lia mulai membangun usaha di bidang konveksi sebagai vendor jahit dari brand-brand besar. Namun baru setelah 7 tahun berjalan, tepatnya pada tahun 2017, akhirnya Lia mantap membangun brand sendiri yang ia beri nama ZLY

Bukan tanpa alasan, Lia memiliki prinsip bahwa jika perusahaan ingin besar maka harus memiliki brand sendiri, sehingga mempunyai kontrol dan tujuan.

“Dengan membuka brand sendiri saya punya banyak peluang dan jalan untuk membesarkan usaha serta memudahkan dalam penyusunan target,” kata Lia.

ZLY mulai dikembangkan melalui kerjasama di dua cabang yaitu di Asia Plaza Sumedang dan Yogya Tegal, hingga sekarang sudah memiliki setidaknya 30 cabang dengan 50 karyawan.

Tidak berhenti pada mengembangkan bisnis, nampaknya jiwa sosial Lia yang begitu besar membuatnya berkeinginan agar bisnisnya menjadi manfaat bagi masyarakat khususnya bagi orang terdekat yaitu tetangganya. 

Baginya, sebaik-baiknya bisnis adalah bisnis yang memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada sesama. 

“Kita berdayakan dari mulai tukang payet, tukang potong kain, staf hingga sopir adalah orang-orang yang berada di sekitar lingkungan saya, jika tidak ada baru kita cari orang luar,” ucap Lia.

Pada tahun 2022 merupakan permulaan bagi ZLY untuk mengepakan sayapnya ke pasar Internasional. ZLY terbukti berhasil mengenalkan produknya hingga ke Negeri Jiran.

“Kita sudah  mau ekspor, barangnya sudah kita siapkan, MoU juga sudah dibuat, inshallah bulan ini mulai berjalan ekspor ke Malaysia,” tuturnya.

Saat high season jelang lebaran, ZLY mendapat permintaan tiga hingga empat kali lipat dari biasanya, dari situlah Lia mulai memutar otak bagaimana cara mendapatkan suntikan modal. 

Hingga akhirnya dia menemukan solusi dengan mengikuti kegiatan pendampingan  pembiayaan  yang diadakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

“Kepada KemenKopUKM saya ucapkan terima kasih banyak, dengan adanya rangkaian kegiatan yang diberikan jadi membuka wawasan kita bahwa ternyata banyak alternatif pilihan pendanaan  UKM, sehingga kita dapat menyesuaikan   dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing,” ucap Lia.

Berkat tambahan modal yang Lia terima dari Bizhare yang merupakan mitra KemenkopUkm sebesar Rp1,2 miliar serta dengan keuletannya, ZLY berhasil menambah 7 outlet baru. Dari segi omzet, pada tahun ini ZLY mampu melampaui target yaitu sebesar Rp5 miliar dari target Rp3,8 miliar pertahunnya.

Dari kesuksesannya tersebut, Lia berharap ZLY dapat terus bekembang agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Di samping itu, yang menjadi fokus utamanya adalah memberikan kesejahteraan bagi seluruh pegawainya.