Ilustrasi pelaku usaha. (Foto: Pexels/ SHVETS production)

Jakarta, MNEWS.co.id – Ada tiga kesalahan umum yang biasa dilakukan pebisnis pemula saat merintis usaha, yaitu ingin cepat sukses, tidak melakukan riset pasar yang komprehensif, dan kurangnya manajemen risiko.

Chief Marketing Officer PT Harapan Bangsa dan Co-Founder Sang Pisang & Ternakopi, Ansari Kadir mengatakan, banyak pebisnis pemula yang memillih mundur terlalu cepat setelah mengalami kegagalan.

“Baru gagal sekali, dua kali, lima kali, dia mundur. Kalau saya akan coba terus. Selama saya gagal, saya mencoba untuk berhasil,” katanya dikutip dari Antara.

Ansari mengatakan semua orang memiliki momentum masing-masing untuk mencapai sebuah kesuksesan. Karena itu, Ia menyarankan untuk tidak pernah berhenti mencoba. “Saya gagal 12 kali dan ditolak investor 18 kali. Setiap orang punya momentum. Jadi jangan pernah berhenti mencoba sampai momentumnya ketemu,” ujarnya.

Ia menambahkan sangat penting bagi pebisnis pemula untuk melakukan riset mengenai target pasar dan infrastruktur atau pondasi dari bisnis yang akan dijalankan.

Sementara itu, Founder dan owner Panama Sandals Anton Hermawan Sugondo lalu berbagi cerita bahwa saat memulai bisnis, dia melakukan kesalahan karena tidak melakukan riset sehingga bisnis yang dia jalankan tidak bertahan lama.

“Pada 2011, seorang teman mengajak saya bikin usaha kentang goreng Belgia. Sebenarnya saya tidak terlalu suka bisnis kuliner, jadi tidak dari hati dan hanya ikut-ikutan aja. Akhirnya hanya bertahan 2 sampai 3 tahun, bahkan terlilit utang cukup besar. Memang bisnis itu harus ada risetnya dan waktu itu kita gak ada sama sekali karena cuma modal ikut-ikutan,” kata Anton.

Sementara CEO dan Co-Founder Ternak Uang Raymond Chin mengatakan, kegagalan dalam berbisnis yang bisa datang dari sumber daya manusia hingga kondisi keuangan, merupakan sebuah keniscayaan sehingga pebisnis harus memahami manajemen risiko sejak awal.

Menurutnya, kebanyakan pebisnis pemula berasumsi bahwa usaha yang mereka jalani akan baik-baik saja tanpa memikirkan ancaman yang mungkin terjadi ke depannya.

“Ini yang menjadi kegagalan utama mereka di awal. Banyak yang gagal di satu tahun pertama. Ketika masuk bisnis kita harus punya mindset bahwa kita akan bertemu kegagalan dan manajemen risiko itu sangat penting,” ungkapnya.