Ilustrasi Penjual dan Pembeli. (Foto: Yusuf Septian)

Jakarta, MNEWS.co.id – Tingkat inflasi inti yang menunjukkan daya beli masyarakat pada Oktober 2020 masih berada dalam tren pelemahan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi inti pada Oktober 2020 sebesar 0,04 persen dengan sumbangannya kepada inflasi sebanyak 0,03 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan daya beli masyarakat belum pulih. Hal ini dikarenakan inflasi inti tampak masih mengalami penurunan dibanding bulan lalu.

“Secara umum, inflasi inti ini menunjukkan bahwa daya beli memang belum pulih,” katanya dikutip dari Kompas.com.

Suhariyanto menuturkan bahwa inflasi inti kerap dipakai sebagai indikator daya beli. Ia menduga daya beli masyarakat 40 persen terbawah cenderung turun lantaran terkena dampak Covid-19. Daya beli mereka turun, misalnya lantaran ada yang mengalami penurunan upah maupun dirumahkan. Sementara, masyarakat menengah atas cenderung menahan pengeluaran di tengah pandemi ini.

BPS mengumumkan bahwa laju inflasi pada Oktober 2020 adalah sebesar 0,07 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender pada Januari hingga Oktober 2020 tercatat 0,95 persen dan inflasi tahunan 1,44 persen.

“Berdasarkan kelompok pengeluaran, penyebab utama inflasi pada bulan Oktober ini adalah adanya kenaikan harga cabai merah, bawang merah, dan minyak goreng,” ujar Suhariyanto.

Sementara itu, menurut komponennya, inflasi pada Oktober ini terutama didorong oleh harga yang bergejolak, karena adanya kenaikan untuk beberapa komoditas seperti cabai merah dan bawang merah.

Andil komponen harga yang bergejolak pada Oktober 2020 adalah sebesar 0,07 persen. Sementara itu, andil inflasi inti adalah 0,03 persen, serta andil inflasi harga yang diatur pemerintah adalah minus 0,03 persen. Adapun komponen energi andilnya minus 0,01 persen dan komponen bahan makanan andilnya 0,07 persen.

BPS mencatat bahwa inflasi inti pada Oktober 2020 adalah sebesar 0,04 persen, atau turun dari 0,13 persen di September 2020. Adapun inflasi inti tahunan adalah 1,74 persen, turun dari angka 1,86 persen di bulan sebelumnya.