Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki memaparkan berbagai langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan UMKM dari dampak pandemi Covid-19.
Salah satunya, pemerintah telah mengucurkan program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang telah tersalur Rp14,21 triliun atau 92,35 persen kepada 11,8 juta usaha per 30 Juli 2020.
Selain itu, pemerintah juga telah menyalurkan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) sebesar tiga persen yang diperpanjang hingga Desember 2021. Hingga 5 September 2021, telah terealisasi sebesar Rp177,7 triliun kepada 4,8 juta debitur atau 70 persen dari target Rp253,64 triliun.
“Selanjutnya, pembiayaan koperasi lewat Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) per 17 September 2021 telah tersalur Rp1 triliun atau sekitar 64,72 persen dari target Rp1,6 triliun kepada 128 koperasi,” ujar Teten.
Teten menyampaikan pihaknya juga mendorong UMKM untuk bertransformasi ke digital. Berdasarkan riset Bank Dunia, 80 persen UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan yang baik di masa pandemi.
Hingga saat ini, Teten menegaskan UMKM yang onboarding ke ekosistem digital telah mencapai 15,9 juta atau naik 7,9 juta selama pandemi. Upaya ini dilakukan untuk mengejar target 30 juta UMKM onboarding di 2024. “Digitalisasi merupakan media percepatan perluasan akses pembiayaan UMKM,” katanya.
Teten menambahkan percepatan digitalisasi UMKM dilakukan antara lain melalui kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), on boarding platform pengadaan barang dan jasa di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan pasar digital UMKM bersama BUMN.
Selain itu, menurut Teten perbankan perlu terus mendorong penyaluran kredit UMKM untuk investasi dan sektor produktif yang berpotensi lebih mendorong pergerakan perekonomian. Pembiayaan UMKM oleh perbankan yang terbesar pada skala usaha menengah atau 44 persen dari total kredit UMKM. Penyaluran kredit UMKM juga didominasi untuk modal kerja, sekitar 73 persen dan sektor perdagangan sebesar 49 persen.
“Dengan percepatan digitalisasi, pemerintah optimistis dapat menyalurkan kredit UMKM sebesar 30 persen pada 2024 dengan sinergi industri jasa keuangan, dengan teknologi akan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha untuk memperoleh pembiayaan,” pungkasnya.