Jakarta, MNEWS.co.id – Kuliah sambil berbisnis bukan suatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Mulai dari bisnis jasa, aksesoris fesyen, hingga makanan bisa dilakukan mahasiswa di sela-sela kegiatan kuliahnya. Fleksibilitas jam kuliah membuat mahasiswa memiliki cukup banyak waktu luang.
Hal inilah yang dilakukan oleh Yunita Titik Rahayu ketika masih menjadi seorang mahasiswi. Ia memanfaatkan waktu luangnya untuk membuka usaha donat yang bernama Doticdonuts. Usaha ini dirintis pada tahun 2015 dan sempat vakum selama 2 tahun untuk menyelesaikan kuliahnya.
Bisnis donat kentang tersebut menjadi cara Yunita dalam mendapatkan penghasilan tambahan karena passion yang dimilikinya dalam membuat roti. Berawal dari iseng membuat donat untuk dijual, banyak temannya yang menyukai dan membeli hasil buatannya.
Akhirnya di tahun 2017, pelaku usaha asal Malang, Jawa Timur ini kembali membuka usahanya dan mendapatkan respon positif dari para konsumen yang sudah sering membeli. Ia meyakini produk donat adalah kudapan sepanjang masa dan bisa terus bertahan dengan inovasi dan kreativitas.
Inovasi dan kreativitas tersebut diwujudkannya dengan menghadirkan berbagai macam jenis produk yang ada di Doticdonuts. Mulai dari donat bulat dibalut topping, donat font kecil dan besar, donat bolong berkarakter, donat kotak sesuai tema, donat segitiga isi, donat pizza segitiga, donat tart, hingga donat frozen. Harga yang dijual pun berkisar Rp4.000,- hingga Rp78.000,-.
Yang membedakan produk Doticdonuts dengan para kompetitor terletak pada kualitas rasa dan inovasi produk. Ia mengatakan pihaknya memiliki value serta adanya tim quality control yang bertugas menjaga kualitas keamanan dari produk tersebut. Doticdonuts juga menjadi pelopor dengan menghadirkan produk donat huruf di Kota Malang.
Pembuatan donat kentang dibuat empuk agar mudah dinikmati oleh konsumen. Warna donat juga dibuat berbagai macam supaya konsumen berselera dan mempunyai pilihan untuk membeli produk miliknya.
Doticdonuts juga menghadirkan kemasan dan tampilan yang berbeda pada donat kentang agar konsumen tidak bosan dengan bentuk yang hanya begitu saja. Strategi tersebut dimaksudkan untuk menarik minat konsumen sehingga mereka melakukan pembelian kembali.
Produksi Doticdonuts berlokasi di Kendalpayak, Malang, dan dibantu oleh tujuh orang karyawan untuk membuatnya. Kapasitas produksi berkisar 700 donat dalam sehari.
Merintis usaha enam tahun tentu bukan waktu yang pendek dan Yunita pun sudah melewati berbagai kendala untuk tetap bertahan. Saat memasuki masa pandemi, usaha Doticdonuts juga ikut terdampak. Maka dari itu, menurutnya pelaku usaha perlu terus berinovasi serta pantang menyerah untuk melakukan perubahan agar bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini.
Fokus berjualan secara online menjadi strategi Yunita untuk memaksimalkan bisnisnya, seperti berjualan melalui media sosial Instagram dan marketplace. Ia juga memanfaatkan strategi endorsement ke influencer untuk memperluas brand awareness dari produknya.
Ke depannya, Yunita berencana ingin mengembangkan bisnisnya dengan membuka cabang baru di kota Malang dan beberapa daerah lainnya. Ia juga berharap akan semakin banyak konsumen yang bahagia saat membeli produk Doticdonuts sesuai dengan taglinenya “Happy #Ngedonat”.