Tampilan Produk OLGA Atelier. (Foto: Dok. OLGA)

Jakarta, MNEWS.co.id – Semenjak pandemi virus Corona melanda, banyak pelaku usaha merasa khawatir akan kelangsungan usahanya, tak terkecuali para pelaku usaha sektor fesyen. Para pelaku usaha ini merasa khawatir penjualan pakaian mereka akan terkena dampak yang signifikan dari pandemic COVID-19. Sejumlah pelaku usaha pun bertahan dengan melakukan adaptasi strategi.

Olga Tampake, pemilik usaha OLGA dan d’OLA membangun usaha fesyen sejak tahun 1996 dengan menggunakan strategi offline di beberapa department store.

Berawal dari dua outlet Pasaraya Group, seiring dengan berjalannya waktu, outlet offline-nya juga bertambah di beberapa department store antara lain di Metro, Centro, dan D’Best.

Bisnis OLGA dan d’OLA menghadirkan beberapa produk fesyen pakaian dan tas dengan menggunakan bahan lokal. Proses produksi dibuat berawal dengan mengembangkan ide menjadi sketsa desain lalu diolah ke proses styling product.

Namun, tidak berhenti di situ, apabila belum yakin dengan hasilnya, maka Ia akan membuat sample produk. Tetapi jika sudah yakin, produk akan fast moving dan langsung diproduksi.

Olga menjelaskan bahwa setiap produk yang dibuat memiliki ornamen hasil desain pibadinya dengan tampilan simple dan detail dengan menggunakan aplikasi bordir.

Respon yang diberikan masyarakat terhadap produknya pun sangat baik, karena produknya memiliki ciri khas simple dan jahitan yang rapi sehingga konsumen gampang mengenalinya.

Dalam mengembangkan usahanya, Olga melakukan inovasi produk dengan membuat tas menggunakan bahan dasar kain Indonesia. Selanjutnya, Ia melakukan analisa pasar untuk mengembangkan idenya agar produk yang dihadirkan semakin menarik.

Untuk tetap bertahan di tengah pandemi, selain melakukan inovasi produk, Olga juga beralih memanfaatkan pemasaran online mulai dari media sosial Instagram, WhatsApp Business, dan marketplace. Olga mengakui dalam beradaptasi menggunakan media online, Ia mengalami beberapa kesulitan karena harus mengubah strategi pemasaran sebelumnya.

Salah satu kendala yang dirasakannya ketika beralih menggunakan media online adalah Ia harus kembali mem-branding produknya kepada konsumen. Namun kendala tersebut Olga jadikan sebagai tantangan dalam mengembangkan bisnisnya secara online untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi.

Dengan memegang motto aku adalah karya, Olga meyakini melalui produk dengan hasil sentuhan detail usahanya dapat diterima oleh pasar sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebagai fashion designer. Ia juga memberikan tips kepada pelaku usaha mengenai pentingnya bersinergi satu sama lain contohnya bergabung dengan komunitas. Menurutnya, melalui komunitas dapat saling berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, serta motivasi semangat kepada sesama pelaku usaha.