Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (Foto: Kompas)

MNEWS.co.id – UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sering kali dianggap sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Mereka tidak hanya menjadi sumber penghidupan bagi banyak individu, tetapi juga menjadi pusat inovasi dan keberlanjutan ekonomi lokal.

Seiring dengan pertumbuhannya yang stabil, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai banyak UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki potensi untuk melantai di bursa saham.

“Kami sangat optimistis kalau bicara UMKM di Yogyakarta. Mimpi kami adalah mencetak sekian banyak UMKM di Yogyakarta untuk bisa ‘go public’,” kata Kepala BEI DIY Irfan Noor Riza dikutip MNEWS.co.id dari Antara.

Menurut Irfan, saat ini, baru satu UMKM di DIY yang berhasil melaksanakan “initial public offering” (IPO) di pasar saham, yaitu PT Mitra Tirta Buwana Tbk yang fokus pada industri air minum dalam kemasan.

Meskipun demikian, katanya, banyak pengusaha dari berbagai sektor dengan ukuran yang serupa di wilayah tersebut menunjukkan potensi dan minat yang sebanding, tetapi terhambat oleh persyaratan yang diperlukan untuk menjadi ‘go public’.

Irfan menjelaskan bahwa agar bisa menjadi ‘go public’, UMKM setidaknya harus memiliki legalitas dalam bentuk perseroan terbatas (PT) dan telah menjalankan operasionalnya setidaknya selama satu tahun.

“Kebanyakan karena belum berbentuk perseroan terbatas (PT), kemudian laporan keuangannya belum sesuai. Makanya kami berinisiatif menggandeng pihak terkait untuk membentuk inkubator UMKM,” ujarnya.

Irfan menjelaskan bahwa dengan “go public” atau menawarkan sebagian saham kepada masyarakat melalui pasar modal, UMKM akan meraih berbagai keunggulan, di antaranya adalah memperoleh akses ke sumber pendanaan yang lebih besar, memungkinkan mereka untuk berkembang lebih cepat.

“Yang jelas naik kelas, dari sisi ‘branding’ juga lebih terangkat, mendapatkan akses pendanaan sehingga mampu menumbuhkembangkan usahanya,” ucapnya.

Ifran mengatakan, untuk mempersiapkan UMKM di DIY agar bisa “go public”, BEI DIY bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) DIY telah menjalin kolaborasi inkubasi dengan empat perguruan tinggi, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan STIE YKPN.

Melalui inkubasi tersebut, UMKM atau perusahaan rintisan (startup) yang dibina oleh empat kampus tersebut mendapatkan pengetahuan tentang pasar modal dan memahami manfaat serta keuntungan yang muncul dari melakukan penawaran umum perdana (IPO) di pasar modal.

“Melalui inkubasi itu kami ajak sebanyak mungkin UMKM di DIY untuk kita berinkubasi bersama, agar naik kelas, dan ujungnya bisa ‘go public’,” pungkas Irfan.