UMKM di Banyuwangi, Jawa Timur yang beralih membuat masker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama pandemi Covid-19. (Foto: Istimewa/Berita Satu)

Surabaya, MNEWS.co.id Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur atau BI Jatim mencatat sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mampu bertahan di tengah penyebaran COVID-19 setelah mereka segera melakukan terobosan perubahan.

Dery Rossianto, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jatim mengatakan di sektor UMKM di Jatim terpantau dalam dua kondisi di tengah pandemi Covid-19.

“Mereka survive dalam penjualannya dari offline menjadi online dan survive dengan berinovasi dalam perubahan produk usaha,” katanya.

Salah satu contohnya adalah industri garmen kelas kecil dan menengah yang sebelumnya membuat baju, kaos dan lainnya, kini berubah produksi masker, hazmat dan sejenisnya. Kemudian, UMKM dari yang berjualan offline menjadi online.

Harmanta, Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim menjelaskan penanganan Covid-19 mengakibatkan perekonomian dunia turun 2%. Hal itu membuat kegiatan impor di Jatim juga tersendat. Ia menambahkan, sektor industri di Jatim yang paling terpukul selama penyebaran Covid-19 adalah sektor pariwisata, transportasi dan hotel.

“Kontribusi sektor ini pada ekonomi Jatim masuk lima besar selain perdagangan, industri mamin dan manufaktur,” katanya.

Sementara itu, Kepala BI Jatim Difi Ahmad Johansyah menyatakan  selama  kuartal I ini belum ada imbas penurunan pertumbuhan ekonomi akibat Covid-19. Koreksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan baru akan terjadi di kuartal II.

“Kuartal I kemarin sedang recovery di tengah ekonomi global yang membaik. Tapi memasuki kuartal II, Covid 19 mulai menyebar ke Indonesia. Secara global ekonomi turun 2%,” katanya.

Difi berharap, COVID-19 bisa segera bisa diatasi sehingga pada kuartal III bisa dikoreksi. Menurut dia, BI menyiapkan dua skenario. Skenario pertama, COVID-19 bisa ditangani dan menurun penyebarannya hingga Juni-Juli.

Selanjutnya, koreksi pertumbuhan ekonomi bisa dilakukan di kuartal 3 dan kuartal 4. Kemudian, skenario kedua, COVID-19 akan berlangsung sampai akhir 2020. Sehingga, koreksi dan pemulihan ekonomi akan berlangsung pada 2021.

“Skenario pertama kami harapkan bisa terjadi, sehingga pemulihan di semester II, dan ekonomi nasional ini juga berpengaruh di ekonomi Jatim,” ungkap Difi.