
MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendukung percepatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk melantai di bursa saham melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Saya kira ini akan mempercepat (ada akselerasi), kalau kita sama-sama inkubasi supaya bisa IPO. Saya kira sudah ada inkubator, yang mungkin juga kita perlu terus empowering supaya semakin banyak,” kata Menkop UKM Teten dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan PT BEI di Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Teten menuturkan, dari 864 perusahaan yang saat ini telah melantai di bursa saham, baru 4 persen atau 33 UMKM yang sudah IPO.
Rendahnya jumlah UMKM yang telah berhasil go public, lanjut Teten, dikarenakan sekitar 30 juta UMKM masih belum mengakses perbankan dan 6 juta di antaranya mengakses pembiayaan kepada rentenir.
Oleh karena itu, Teten berharap BEI bisa menginkubasi para pelaku UMKM potensial untuk menawarkan sahamnya yang berujung pada peningkatan ekonomi Indonesia.
“Kebab Rafi sekarang targeted, kita didik, kita bikin shortlist mana yang bisa inkubasi, kita dorong IPO,” ujar Teten.
Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Teten meyakini target 100 UMKM yang go public bisa lebih cepat tercapai karena selama ini pelaku UMKM bergerak secara mandiri yang membuat proses menuju IPO semakin panjang.
Bahkan, tak menutup kemungkinan jika nantinya warteg dan bakso akan IPO dengan pendampingan dari BEI.
“Sebenarnya ini sudah banyak kegiatan usaha yang sejenis misalnya warung bakso, warteg-warteg, usaha-usaha lainnya yang bisa kita agregasi sehingga kalau minimumnya nilai Rp50 miliar itu saya kira bisa, tapi memang perlu keterlibatan inkubator,” ucap Teten.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Dalam Iman Rachman menuturkan, bahwa salah satu tantangan terbesar UMKM adalah pendanaan.
Pelaku UMKM disebutnya hanya mengenal pinjaman melalui perbankan, padahal ada skema alternatif pembiayaan seperti dalam bentuk pendanaan ekuitas atau modal.
“Ini menjadi tujuan kami melakukan penjajakan kerja sama yaitu dengan tujuan memperat pasar modal dan mendorong insan pelaku UMKM untuk masuk ke pasar modal melalui IPO sebagai akses pembiayaan yang pasti,” sebutnya.