Ilustrasi. Foto: timeout.com
Ilustrasi. Foto: timeout.com

Jakarta, MNEWS.co.id – Sebanyak 5000 UMKM dari berbagai sektor mulai masuk ke marketplace atau platform digital di tahun 2019 ini. Kementerian Perindustrian terus mengajak UMKM binaan untuk masuk ke pasar digital.

Namun, masih ditemui berbagai kendala sehingga pelaku UMKM tidak dapat mempertahankan usahanya di ranah digital. Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Kemenperin Edy Suswanto, pada 31 Mei 2019 lalu tercatat sekitar 3.000 UMKM telah mendaftarkan diri melalui marketplace yang ada saat ini untuk menjajakan produk.

“Soal manajemen itu penting untuk bisa masuk ke online. Sebab, hanya dengan manajemen yang bagus kualitas produk yang dijual itu bisa sustain. Tanpa itu tidak bisa,” kata Edy kepada wartawan di Jakarta, dilansir dari Republika, Rabu (19/6/2019). 

Ia menambahkan, sejak 2017 program e-Smart IKM dimulai, hingga tahun 2019 ini pihaknya mencatat sekitar 7.000 UMKM yang berada bawah pembinaan Kemenperin telah masuk ke marketplace. Terdiri dari sektor makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fashion, herbal, kosmetik, dan industri kreatif. 

Adapun total nilai transaksi perdagangan daring dari jumlah 7.000 UMKM telah mencapai Rp 2,3 miliar. Sebanyak 63,87 persen di antaranya atau senilai 725 miliar berasal dari sektor makanan minuman. 

“Kebanyakan UMKM yang masuk ke marketplace memang sektor makanan dan minuman,” tambahnya. 

Selain itu, kualitas dan standar produk menjadi masalah yang kerap dihadapi UMKM untuk bisa bersaing di pasar digital. Alhasil, kerap kali UMKM yang telah menjajaki pasar daring kembali menutup akun dan berjualan secara konvensional. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga memiliki program serupa untuk mendorong UMKM masuk ke marketplace. Kepala Sub Direktorat Pengembangan Ekonomi Digital Pariwisata, Transportasi, dan Perdagangan Kominfo, Sumarno mengatakan, pihaknya memiki tim khusus untuk terjun ke pusat-pusat perdagangan daerah yang diisi oleh pelaku UMKM. 

“Tim kita sudah kita latih untuk bisa memberikan kejelasan kepada para pedagang. Apa keuntungannya, susah atau tidak, apa peluang yang didapat kalau masuk ke online,” ujar dia. 

Tahun ini, Sumarno mengatakan, Kominfo memprioritaskan pendampingan UMKM agar masuk ke marketplace di 50 kota seluruh Indonesia. Setelah UMKM menjajaki pasar digital, selanjutnya pendampingan dilakukan bersama Kemenkop UKM, Kemenperin, Kemendes PDTT, sekaligus Smesco Indonesia.

“Mereka tidak kita lepas begitu saja akan ada pendampingan dan pembinaan agar mereka semakin terampil,” tutupnya. 

Sumber: Republika

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda