Sinergi Bekraf-ITB Kembangkan Produk Pelaku Ekraf Rejang Lebong. Foto: Bengkulu Express
Sinergi Bekraf-ITB Kembangkan Produk Pelaku Ekraf Rejang Lebong. Foto: Bengkulu Express

Rejang Lebong, MNEWS.co.id – Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Bekraf) bekerja sama dengan program pascasarjana Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan pelatihan pengembangan produk dan kemasan kepada pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Rejang Lebong, Bengkulu melalui program Creative Training and Education (CREATE) pada 16-22 Mei 2019.                        

CREATE merupakan salah satu program Bekraf untuk mengedukasi pelaku ekraf dalam mendorong pengembangan produk maupun kemasan di daerah. Program ini melibatkan dua puluh mahasiswa pascasarjana ITB dan tujuh mentor yang dibagi menjadi lima tim. Mereka kemudian diberangkatkan serentak ke lima daerah yaitu, Rejang Lebong, Kerinci, Pagar Alam, Magelang, dan Buton Tengah.

“Pemilihan Rejang Lebong sebagai salah satu daerah tempat di laksanakan CREATE tahun ini adalah selain potensi daerah, juga adanya inisiatif dari pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, untuk itu kami dari Bekraf dan ITB sangat senang bisa membantu Rejang Lebong menambah nilai produk-produk yang dihasilkan melalui pelatihan pengembangan produk dan kemasan” ujar Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf, Poppy Savitri.

Sebagai kabupaten di Provinsi Bengkulu, Rejang Lebong memiliki potensi perkebunan kopi dan karet. Produksi kopi Rejang Lebong bahkan menduduki peringkat enam besar penghasil kopi di Sumatra.

Selain kopi dan karet, Rejang Lebong juga merupakan daerah penghasil tambang atau galian seperti batu kali, batu pasir, kaolin, tanah liat, lempung, granit, pasir besi dan sebagainya. Potensi lain yang juga menarik untuk dikembangkan di wilayah ini adalah batik yang khas dengan aksara Kaganga serta kerajinan bambu dan olahan pangan yang 80 persennya bersumber dari hasil pertanian dan perkebunan.

Kehadiran Bekraf dan tim dari ITB ini adalah untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Rejang Lebong agar dapat mendorong tingkat ekonomi masyarakatnya dengan meningkatkan kualitas produk dan kemasan yang dihasilkan.

Produk bagus saja tidak cukup, harus juga dikemas secara baik dengan desain yang menarik sehingga konsumen tertarik untuk membeli. Begitu juga kemasan yang baik tapi produk kurang berkualitas juga menjadi celah menurunnya tingkat penjualan. Untuk itu pelatihan pengembangan produk dan kemasan ini sangat kami perlukan untuk mendorong perekonomian di Rejang Lebong” ujar Bupati Rejang Lebong, Ahmad Hijazi.

Terkait pengembangan produk ekraf lokal, seperti untuk Batik Kaganga, selama ini Batik Kaganga hanya dipakai untuk seragam. Melalui pendampingan pengembangan produk dari Bekraf dan ITB, Batik Kaganga dikembangkan dengan berbagai produk lainnya seperti syal, penutup kepala, jilbab, hiasan dinding dan berbagai produk lainnya.

Sedangkan untuk anyaman bambu dikembangkan seperti dibuat untuk kemasan produk batik, hiasan lampu, tempat jilbab dan berbagai kebutuhan lainnya. Tak hanya membantu dalam proses pengambangannya, menurut Gigih, perwakilan dari Bekraf, pihaknya juga akan membantu memasarkan hasil kerajinan tersebut sehingga hasilnya nanti bisa dikenal dipasaran baik pasar nasional maupun internasional.

”Dalam membantu pengembangan kerajinan ini, kita lakukan tiga tahap dan ini merupakan tahap kedua dan tahap ketiga atau finishingnya akan kita lakukan pertengahan tahun nanti,” paparnya. Masih menurut Gigih, kegiatan pengembangan kerajinan di Kabupaten Rejang Lebong tersebut berada di bawah Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Bekraf, dimana kegiatannya tak hanya dilakukan di Rejang Lebong saja namun juga di empat kabupaten lainnya di tanah iar yaitu di Kerinci, Pagar Alam, Magelang dan Buton.

Sementara itu, Asbina (47) salah satu pengrajin bambu dari Desa Kota Pagu Kecamatan Curup Utara yang mendapat dukungan dari Bekraf tersebut mengaku sangat berterima kasih dan ia berharap bisa mengembangkan keahliannya dalam membuat kerajinan anyaman bambu dan bisa meningkatkan perekonomian keluarga.

CREATE telah diselenggarakan oleh Bekraf sejak tahun lalu dengan memfasilitasi enam kabupaten kota di antaranya Natuna, Lombok Tengah, Sumbawa, Sumba Barat, Bulungan dan Donggala. Program yang mengusung konsep live in designer ini terkadang disebut dengan mini IKKON karena mengadopsi konsep yang hampir sama, bedanya adalah desainer – desainer yang kirim tidak melalui proses seleksi seperti IKKON, namun lebih kepada kerjasama dengan pihak akademisi.

Dengan adanya program ini, Bekraf berharap bisa terus mendorong produk-produk lokal di Indonesia untuk bisa semakin meningkatkan kualitas produk dan kemasan sehingga mampu bersaing dengan produk dari daerah lain bahkan dari mancanegara.