Ilustrasi pemusnahan makanan dan obat-obatan ilegal oleh BPOM. Foto: Antara.
Ilustrasi pemusnahan makanan dan obat-obatan ilegal oleh BPOM. Foto: Antara.

Surabaya, MNEWS.co.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui Balai Besar POM (BBPOM) di Surabaya memusnahkan 962 item dengan total 446.452 pack produk obat dan makanan ilegal dengan nilai keekonomian mencapai Rp 10,7 miliar.

Pemusnahan yang dipimpin langsung oleh Kepala BPOM RI Penny K. Lukito tersebut, secara simbolis dilakukan di halaman kantor BBPOM Surabaya, Jalan Karang Menjangan Nomor 20, Airlangga, Gubeng, Surabaya, Selasa (18/12/2018).

Penny mengakui, produk ilegal yang dimusnahkan BBPOM di Surabaya tersebut lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut, bisa terjadi karena beberapa hal. Di antaranya menurut Penny, karena intensitas penindakan yang semakin meningkat.

“Pemusnahan ini merupakan upaya kita untuk melindungi masyarakat dari bahaya mengkonsumsi produk yang tidak memenuhi syarat, dan mencegah peredaran kembali produk ilegal,” ujar Penny dilansir dari Republika.

Lebih lanjut Penny mengatakan, peningkatan tersebut juga terjadi karena maraknya produsen produk-produk ilegal di wilayah tersebut. Apalagi, pada Oktober 2018, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BBPOM di Surabaya baru menemukan produk kosmetik ilegal yang mengandung bahan berbahaya, senilai Rp 1,7 miliar.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Kohar Hari Santoso mengatakan, Jawa Timur terkenal sebagai provinsi yang perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)-nya baik. Maka terkait peredaran obat dan makanan ilegal, perlu adanya pembinaan secara seksama terhadap pelaku UMKM dan produk-produk yang dihasilkannya.

Menurutnya, para pelaku UMKM tersebut harus dilatih bagaimana menghasilkan produl yang ‘SLEEP’. Yakni Safety, Legality, Efektif, Efisien dan Performance-nya bagus.

“Safety, tidak mengandung bahan yang madhorotnya besar, legality memang izin produksi maupun izin edarnya harus ada, efektif, jadi kemanfaatannya jelas, efisien bukan murahan tapi memang efisien harganya, dan performancenya harus bagus,” tutup Kohar.

Sumber: Republika