Jakarta, MNEWS.co.id – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memberi anggaran 15,09% dari total pembiayaan atau sekitar Rp 15,89 triliun yang digunakan untuk membantu sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Menengah Berorientasi Ekspor (UMBE).
“Total dana untuk pembiayaan dan piutang kita Rp 105,3 triliun nah 15,09 persen untuk UMKM karena kita ingin membantu pemerintah untuk meningkatkan daya saing pelaku ekspor khususnya pada UMKM” ujar Sinthya pada Rabu (30/07/19).
Sinthya Roesly selaku Direktur Eksekutif LPEI, mengatakan bahwa hal itu dilakukan karena berkaitan dengan pemerintah yang telah menerbitkan PP 43/2019 yaitu mengenai Kebijakan Dasar Pembiayaan Ekspor Nasional (KD PEN) sehingga Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memiliki tanggung jawab sebagai fasilitator dan juga agretator dalam kegiatan ekspor.
“Kami memberikan fasilitas yang tepat bagi mereka (pelaku UMKM) untuk bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki daya saing yang kompetitif” ujar Sinthya seperti yang dikutip dari rilisan berita Antaranews.
Fasilitas yang telah diberikan kepada pelaku UMKM oleh LPEI yang pertama yaitu membangun Coaching Program For New Exporter (CPNE) yang akan mengajarkan mengenai berbagai ilmu pengetahuan. Diawali dengan pemilihan produk, pengemasan, memperkenalkan produk, perizinan, keuangan, legal, hingga risiko asuransi.
Program tersebut diberikan selama setahun agar para pelaku UMKM memiliki pengetahuan serta memahami siklus ekspor dari adanya suatu produk, dikarenakan ekspor itu memang tidak hanya sekali jualan tetapi akan terus berkelanjutan.
Selain itu LPEI juga tidak akan memberi batasan jenis UMKM yang memang ingin bergabung karena setiap wilayah tersebut memiliki karateristik produk untuk ekspor yang berbeda. Contohnya seperti Makassar yang memang difokuskan untuk sektor perikanan, lalu Bali fokus pada bahan baku kecantikan dan juga Surabaya yang fokus pada makanan ringan.
Sinthya pun mempunyai target untuk bisa membantu ikut mensukseskan yaitu sekitar 50 hingga 60 persen UMKM per tahunnya agar dagangan para pelaku usaha tersebut bisa diekspor. Karena memang sudah banyak yang berhasil dan lalu melakukan ekspor misalkan seperti produk snack berbahan ikan teri yang berasal dari Surabaya hingga berhasil keluar sampai Jepang. Dan juga memang ada indikator misi yang harus dicapai yaitu membangun sekitar 50 sampai 60 persen UMKM.