Ilustrasi. Foto: Hamparan.net
Ilustrasi. Foto: Hamparan.net

Belu, MNEWS.co.id — Industri kerajinan di tanah air telah berkembang pesat. Hal ini tidak terlepas dari bahan baku lokal yang berlimpah seperti berbagai serat alam untuk anyaman, tanah liat untuk keramik, kayu, batuan, logam dan lain-lain.

Namun, industri kerajinan khususnya skala mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih menghadapi berbagai kendala seperti permodalan, pemasaran, teknik produksi dan lain-lain. Di lain pihak, persaingan di pasar global semakin ketat, sehingga perlu meningkatkan kemampuan SDM untuk mengembangkan produk-produk kerajinan yang berdaya saing agar laku di pasar. 

Ketua bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Bintang Puspayoga menyampaikan, Dekranas sudah melakukan banyak pembinaan terhadap UMKM di berbagai daerah dan kali ini memandang sangat penting untuk melakukan pembinaan dan  pengembangan UMKM di Kabupaten Belu. Program dan pelatihan yang diadakan Dekranas tak lain sebagai usaha meningkatkan kemampuan dan keahlian masyarakat untuk berwirausaha. 

Ketua Bidang Manajemen Usaha Bintang Puspayoga bersama Ketua Dekranasda Kabupaten Belu Lidwina Viviawati Lay mengunjungi Galeri Tenun Atambua, Kabupaten Belu, NTT, Selasa (30/04/2019). Foto: Kemenkop.

 

“Banyak potensi yang dapat dikembangkan di Kabupaten Belu seperti Tais atau Tenun merupakan salah satu produk unggulan Belu yang sudah Go Internasional, anyaman pandan dan lontar, ukiran kayu dan kerajinan kayu cendana dan lain-lain,” kata Bintang saat membuka perhelatan Sinergi Program Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dewan Kerajinan Nasional dan TP PKK di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (30/4). 

Ia berharap agar Pemda dan Dekranas NTT dan Belu terus menggali potensi  produk kerajinan yang memiliki nilai dan identitas budaya lokal untuk dapat dikembangkan dan
memotivasi para perajin untuk  menghasilkan produk-produk kerajinan yang berdaya saing tinggi secara kualitas dan desain produk.  

“Pemda dan Dekranas Provinsi/Kabupaten/Kota agar dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi perajin, dengan menggali motif-motif khas Nusa Tenggara Timur, disamping untuk meningkatkan daya saing juga mempertahankan warisan budaya atau untuk mempertahankan kearifan lokal,” imbuhnya. 

Program sinergi antara Kemenkop UKM dan Dekranas diselengarakan pada tanggal 29-30 April 2019. Adapun pelaku UMKM Belu yang mengikuti acara sinergi Dekranas sebanyak 440 orang.

Kegiatan utama dalam program sinergi tersebut, yakni berupa Konsultasi Desain dan Kemasan Serta Pemberkasan Pendaftaran Merek Produk UMKM, serta Sosialisasi Program/Kegiatan LPDB-KUKM dalam rangka penyaluran Dana Bergulir bagi Koperasi dan UKM, Sosialisasi Kemitraan Rantai Nilai Pasok, Temu Mitra KUKM Produk Unggulan di Daerah, Pelatihan Perkoperasian, Vokasional dan Kewirausahaan.