Tuban, MNEWS.co.id – Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang mendunia. Kehadiran batik dapat kita jumpai tidak hanya pada pakaian, tetapi juga aksesoris hingga kerajinan tangan. Salah satu batik khas Nusantara yang memiliki ciri khas unik yakni batik tulis gedog Tuban.
Dalam meningkatkan daya saing, pengrajin batik tulis gedog Tuban diharapkan bisa menghasilkan karya yang sesuai kebutuhan pasar, tanpa meninggalkan kekhasan produk tersebut. Para pengrajin harus bisa berinovasi agar batik gedog semakin dikenal masyarakat.
Ketua Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Bintang Puspayoga, memotivasi para pengrajin batik tulis gedog Tuban agar tidak berhenti berinovasi, mengingat pentingnya daya kreativitas untuk menghasilkan produk yang lebih variatif.
“Hasilkan produk (batik) sesuai keinginan pasar bukan keinginan sendiri. Jangan berhenti melakukan inovasi,” kata Bintang Puspayoga kepada para pengrajin, dalam kunjungan ke Desa Margorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (26/11/18).
Diketahui, para pengrajin di sana ternyata masih bertahan dengan pola lama, baik teknik dan alat yang digunakan. Produk yang dihasilkan belum sepenuhnya memenuhi selera pasar. Namun, Bintang yakin, dengan peningkatan kompetensi pengrajin, secara perlahan batik gedog dapat semakin berkembang dan memenuhi selera pasar.
Batik gedog merupakan salah satu kekayaan batik di Nusantara, yang berasal dari Tuban. Batik gedog sangat khas, terbuat dari bahan dasar serat kapas, yang selajutnya ditenun dan setelah itu melalui proses pembatikan. Budaya membatik di Tuban yang sudah berusia lebih 100 tahun ini masih tetap lestari hingga sekarang terutama di Desa Margorejo.

Jawa Timur, Senin (26/11/18). Foto: (doc/KemenkopUKM)
Bintang mengagumi semangat warga Margorejo, sebab sebagian besar warganya adalah pengrajin batik gedog. Tidak hanya ibu-ibu, para orang muda bahkan anak-anak menaruh minat pada kerajinan batik.
Ia mengatakan Dekranas memberi perhatian khusus terhadap kerajinan batik gedog karena bernilai penting dalam budaya batik di Nusantara. Hal itu ditunjukkan dengan kunjungan Ketua Umum Dekranas Mufidah Jusuf Kalla beberap bulan lalu ke Desa Margorejo.
Lebih lanjut, Bintang menegaskan bahwa Kemenkop dan UKM melalui Deputi Bidang SDM mulai tahun depan dapat melakukan program magang antar daerah dan diharapkan para pengrajin batik gedog dapat memanfaatkan program tersebut belajar ke daerah lain untuk lebih memberi pemahaman standar dan kualitas batik.
Deputi SDM Kemenkop dan UKM, Rulli Nuryanto, mengatakan pihaknya sangat mendukung program pelatihan di Desa Margorejo sebagai upaya peningkatan kualitas wirausaha sekaligus mendorong tumbuhnya wirausaha baru.
“Kemenkop dan UKM menyelenggarakan berbagai pelatihan termasuk pelatihan e-commerce. Kami harapkan warga Margorejo dapat memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produknya agar semakin dikenal luas masyarakat,” kata Rulli.
Rulli mengatakan untuk mengembangkan kewirausahan Kemenkop dan UKM telah melaksanakan Gerakan Kewirausahaan Nasional dan Gerakan Mahasiswa Pengusaha. Melalui kedua program ini, Kemenkop dan UKM telah memberikan pelatihan bagi 117.864 orang dan memberikan modal awal bagi 9.867 wirausaha pemula.