Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengajak para Diaspora Indonesia untuk berpartisipasi guna mendukung program-program pembangunan nasional yang telah diusung oleh pemerintah saat ini. Salah satunya yaitu mengupayakan dan mewujudkan Indonesia maju dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan tujuan untuk mempersiapkan memasuki era industri 4.0.
Airlangga menjelaskan bahwa berdasarkan hasil studi McKinsey, adanya peluang bisnis baru yang tercipta karena perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang mencapat USD150 miliar hingga tahun 2025, sehingga potensi tersebut dapat menambah 1-2% untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu Menperin juga menjelaskan bahwa transformasi ekonomi di Indonesia untuk ke depannya akan berbasis pada inovasi dan tentunya juga memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Salah satunya adalah pada sektor industri yang juga akan dituntut untuk bisa beradaptasi serta mengikuti perkembangan teknologi saat ini.
Teknologi yang saat ini sedang berkembang di era industri 4.0 yaitu artificial intelligence (AI), advanced robotic, internet of things (IoT), 3D Printing, dan Augmented Reality/Virtual Reality (AR/VR) dan teknologi ini mampu meningkatkan produktivitas serta kualitas untuk sektor industri secara lebih efisien.
Selain itu Airlangga juga menilai bahwa jumlah SDM yang ada di Indonesia harus dipacu kualitasnya guna menghasilkan tenaga kerja yang produktif, inovatif, dan kompetitif. Maka dari itu pemerintah sedang mendorong untuk pelaksanaan program pendidikan dan juga pelatihan vokasi secara masif.
“Salah satu yang tengah kami dorong adalah pembangunan politeknik di kawasan industri. Selain itu, kami telah luncurkan program link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di berbagai wilayah di Indonesia. Jadi, pendidikan vokasi akan menjadi mainstream lagi,” ujar Airlangga dikutip dari siaran pers Kemenperin.
Menperin juga mengungkapkan bahwa potensi Indonesia saat ini yaitu salah satu negara yang termasuk dalam kelompok G-20 dengan kekuatan ekonomi terbesar dan berada di posisi ke-16 dunia. Untuk lebih mendongkrak perekonomian nasional, industri manufaktur juga memiliki peran yang penting.
“Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB masih sangat tinggi, karena kuenya juga masih besar. Jadi, perlu didorong untuk terus tumbuh,” pungkas Airlangga.