Photo by Alexander Dummer on Pexels.
Photo by Alexander Dummer on Pexels.

Tangerang, MNEWS.co.id – Menperin Airlangga Hartarto menyimpulkan, setidaknya ada empat hal penting dalam implementasi industri 4.0. Pertama, pemanfaatan teknologi. Kedua, investasi, diperlukan untuk mendukung ketersediaan teknologi. Selanjutnya adalah pendidikan yang ditransformasi untuk memberikan retraining bagi SDM industri.

“Terakhir, inovasi itu sendiri karena merupakan kunci industri 4.0. Untuk itu, Kemenperin sudah melakukan MoU dengan Fraunhofer Jerman dan National Research Center di Korea Selatan sehingga pelaku industri di Indonesia bisa masuk dalam level yang sama dengan negara-negara lain,” tutur Airlangga pada Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 di Tangerang, Senin (15/4/2019).

Airlangga menambahkan, penerapan Making Indonesia 4.0 diharapkan dapat mendorong industri Tanah Air sehingga mampu tampil maksimal di mata dunia, karena Indonesia merupakan official partner country di Hannover Messe 2020. Indonesia akan menjadi partner country pertama dari ASEAN bagi pameran yang menjadi induk pameran industri di Eropa, sekaligus tempat kelahiran Industri 4.0.

“Pameran ini berpeluang menjadi show case kemampuan industri Indonesia, terutama untuk menarik investasi maupun untuk membuka pasar ekspor bagi Indonesia. Kita juga memperoleh dukungan Pemerintah Jerman untuk mempromosikan Indonesia di pasar global,” tegasnya.

Airlangga juga berharap, sebagai partner country Hannover Messe 2020, Indonesia dapat mempercepat adopsi teknologi serta membuka kesempatan industri Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan industri elektronika di dalam negeri.

“Selain itu juga bisa membangun innovation center termasuk mengembangkan klaster Silicon Valley di Indonesia yang salah satu prototipenya sudah ada di Serpong,” terangnya.

Ia menyampaikan, salah satu langkah selanjutnya yang ditempuh Kemenperin adalah membangun innovation center yang setara dengan digital capability center di Singapura, bekerja sama dengan penyedia teknologi, penyedia software (tier 2) serta industri yang siap menjadi pionir.

“Ada sekitar 20 perusahaan Indonesia yang menjadi member digital capability center di Singapura, artinya sudah banyak yang siap masuk era Industri 4.0,” paparnya.

Direktur Inovasi Kerja Sama dan Kealumnian (IKK) ITS, Arman Hakim Nasution menyebut, progress roadmapMaking Indonesia 4.0 perlu diacungi jempol. Menurutnya, hanya dalam setahun telah mampu menelurkan hasil initial assessment kesiapan menuju era 4.0 dalam bentuk INDI 4.0.

“Langkah strategis Making Indonesia 4.0 akan memiliki acuan dan terukur untuk mencapai tujuan yang dicanangkan presiden Jokowi agar Indonesia menjadi 10 negara ekonomi dunia pada tahun 2030,” imbuhnya.

Selain itu, kata Arman, potensi infrastruktur koneksi internet Indonesia masuk ranking 100 dunia, dengan peringkat fixed broadband pada 2016 ada di ranking 89 dengan kecepatan 13,30 mbps. Arman menilai, potensi infrastruktur ini harus ditingkatkan agar sejajar dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.