Karya 12 Seniman Muda Indonesia Dipamerkan di Australia (image: Tim Media (JH)/KJRI Sydney​)
Karya 12 Seniman Muda Indonesia Dipamerkan di Australia (image: Tim Media (JH)/KJRI Sydney​)

Sydney, MNEWS.co.id Sebuah pameran bertajuk TERMASUK: Seni Kontemporer dari Indonesia memamerkan karya seni 12 seniman muda Indonesia yang terdiri dari 6 laki-laki dan 6 perempuan, di Galeri Darren Knight di Waterloo, NSW, Australia mulai tanggal 19 Januari- 16 Februari 2019.

Ke-12 karya seni tersebut meliputi lukisan, karya di atas kertas, cetakan, tekstil, sulaman, keramik, dan patung. Pameran tersebut resmi dibuka oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia di Sydney, Heru Hartanto Subolo di Galeri Darren Knight pada hari Sabtu (19/1). Mendampingi Konsul Jenderal Subolo pada pembukaan tersebut adalah Ibu Sinta Subolo, Konsul Penerangan Sosial dan Budaya, Hermanus Dimara dan Asisten, Joanne Hajjar. 

“Saya bukan seorang ahli dalam seni, juga bukan seorang seniman, tetapi saya tahu satu hal mengenai Seni – yaitu sebagai salah satu bahasa universal yang semua manusia dapat mengerti dan gunakan untuk berkomunikasi. Karena itu, Saya sangat menghargai pameran, termasuk ini, yang menghubungkan orang Indonesia dan orang Australia yang memiliki kepentingan bersama dalam seni,” ucap Konsul Jenderal Heru Subolo, dalam sambutannya membuka secara resmi pemeran tersebut. 

Pameran ini diselenggarakan oleh Melissa Burnet Rice dan Lauren Parker dari Indo Art Link, John Cruthers, seorang penasihat seni dan kolektor seni yang mempunyai minat tinggi terhadap Indonesia dan Darren Knight dari Galeri Darren Knight, dan didukung oleh berbagai pihak, termasuk Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Sydney. 

12 seniman muda Indonesia yang karya seninya dipamerkan di Galeri Darren Knight adalah Agung “Agugn” Prabowo, Arwin Hidayat, Fika Ria Santika, Maharani Mancanagara, Mohamad “Ucup” Yusuf, Mohammad Taufiq, Restu Ratnaningtyas, Ruth Marbun, Sekar Puti, Setu Legi, Surya Wirawan, dan Theresia Agustina Sitompul. 

“Sebagaimana diketahui, pada akhir bulan Agustus tahun yang lalu kedua pimpinan Indonesia dan Australia menandatangani kemitraan baru bernama Comprehensive Strategic Partnership. Dari lima pilar yang digarisbawahi dalam kemitraan baru itu, salah satunya adalah pilar menghubungkan orang-orang. Pameran ini berkontribusi pada pilar itu,” simpul Konsul Jenderal Subolo sebelum memukul gong untuk menandai pembukaan resmi pameran tersebut. 

Menurut penyelenggara pameran, karya-karya yang dipilih akan dihubungkan melalui investigasi kuratorial terhadap kata ‘termasuk’. Termasuk merujuk pada “menjadi bagian”. Secara luas kata tersebut merujuk pada “dipandang, menghubungkan, mengambil bagian, masuk ke dalam, menjadi milik”. Pameran tersebut diprakarsai untuk menawarkan publik Australia sebuah titik masuk yang memberikan gambaran mengenai semangat dan kedalaman praktik seni saat ini di Indonesia – sebuah undangan untuk terhubung, untuk mengabil bagian.

Sumber: Tim Media (JH)/KJRI Sydney​