Mendag Agus Suparmanto bersama jajaran saat sidak ke gudang beras. (Foto: Dok. Kemendag)

Jakarta, MNEWS.co.id – Langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan kebijakan pengendalian harga dinilai akan menjaga harga bahan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran.
 
Kebijakan tersebut di antaranya memotong rantai distribusi, membuat harga beras terjangkau, hingga tidak menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) bagi konsumen akhir tetapi menaikkan harga pembelian pemerintah di tingkat petani.
 
Piter Abdullah, Ekonom yang juga dosen Perbanas Institute mengatakan pada Ramadan dan Lebaran tahun ini sangat berbeda dengan biasanya, seiring dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan juga imbauan tidak mudik, sehingga tidak akan ada lonjakan permintaan apalagi dari sisi daya beli yang saat ini cenderung melemah akibat wabah COVID-19.


Menurut Piter, kelompok masyarakat bawah yang menjadi korban PHK atau pekerja sektor informal yang kehilangan pendapatan di tengah wabah covid-19 adalah pendorong utama peningkatan konsumsi di saat Ramadan dan Lebaran. Adanya covid-19 membuat kelompok ini tidak punya daya beli untuk memacu pertumbuhan konsumsi. Apalagi mereka juga diimbau tidak mudik. Dengan demikian bisa diyakini tidak akan terjadi lonjakan permintaan.
 
Piter optimistis didorong kebijakan pemerintah juga sinergi dengan kalangan industri, maka berbagai kebutuhan masyarakat akan mampu dipenuhi. Ia juga yakin, pada masa Ramadan, beras dan gula tidak akan langka, pasokan cukup, permintaan tidak mengalami lonjakan.
 
 
Di sisi lain, yang paling dikhawatirkan terganggu pasokannya adalah daging, karena produksi dalam negeri tidak mencukupi sementara impor tidak mudah dilakukan di tengah kondisi negara-negara asal impor masih melakukan lockdown. Namun ia optimis, pemerintah akan tetap mampu memenuhi kebutuhan daging menjelang Ramadan dengan harga terjangkau.
 
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto sebelumnya memastikan pemerintah terus menjaga pasokan, sekaligus menyetabilkan harga bahan pokok.  Agus memastikan stok beras secara nasional menjelang Ramadan dan Idulfitri 2020 dipastikan aman dan tidak memengaruhi inflasi nasional. Stok beras nasional untuk menghadapi puasa dan Lebaran saat ini tersedia sebanyak 3,38 juta ton.
 
Beras di Perum Bulog tersedia stoknya sebesar 1,42 juta ton, stok di penggilingan 1,2 juta ton, stok di pedagang 728 ribu ton, stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebesar 28.431 ton, dan stok di Lumbung Pangan Masyarakat binaan BKP sebesar 2.939 ton.

Melalui pemantauan pasar yang rutin dilaksanakan Kemendag, diharapkan harga bapok akan terus terkendali khususnya di daerah-daerah di seluruh Indonesia.