Jakarta, MNEWS.co.id – Youtube sebagai salah satu social media platform kini banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari menyalurkan hobi, meraih publisitas, mempelajari tutorial tertentu, hingga promosi produk.
Wafa Taftazani, Country Strategic Partnerships Manager (YouTube) Google, memaparkan 10 strategi mendasar bagi pelaku usaha untuk bisa sukses ‘menjual’ produknya lewat Youtube. Ke-10 strategi ini menurutnya tidak perlu dilakukan berurutan, tapi cukup dipilih beberapa saja yang bisa dilakukan dan sesuai dengan kebutuhan.
Langkah pertama adalah shareability, seberapa besar potensi viral dari konten yang dibuat, dan harus memiliki nilai-nilai lebih agar menarik untuk di-share oleh audiens. Ia mencontohkan, harus menentukan topik yang spesifik dan bisa direlasikan oleh audiens. Sebaiknya gunakan strategi soft selling, jangan hard selling.
Langkah kedua, conversation. Menurut Wafa, ini tidak kalah penting, karena Youtube bukan media bersifat satu arah seperti televisi, melainkan 2 arah. Butuh interaksi dengan audiens yang menonton konten yang kita sajikan
“Di youtube 2 arah. Viewers akan berharap brand berbicara kepada user. Bagaimana caranya? Talk to the audience in your core. Talk to the audience in separate uploads. Be authentic. Jangan kelihatan kaku, harus natural,” ujar Wafa dalam sesi presentasi “10 Fundamental Strategies for Brands to be Successful on YouTube”, Exabytes eCommerce Conference 2018, Agro Plaza Lantai 18, Kuningan, Jakarta, pada Selasa, (14/8/18).
Penting bagi penyedia konten Youtube untuk menyapa dan mengajak audiens berpartisipasi, agar komunikasi bisa berjalan secara timbal-balik. Ini berkaitan dengan langkah ketiga, yakni interactivity. Selain menyapa audiens, Youtuber juga bisa menimpali komentar yang ada atau menanyakan video seperti apa yang selanjutnya akan di-upload.
Keempat, konsistensi. Ini juga tak kalah penting, karena ketika channel Youtube tidak menentu dalam meng-upload video, maka audiens bisa kehilangan ketertarikan untuk menontonnya.
“Buat format video yang dikemas dengan jelas, dan upload secara reguler, misal seminggu sekali setiap hari Senin. Sesuaikan dengan tema channel, buat personality yang konsisten,” tambah Wafa.
Berikutnya, targeting. Ini berlaku jika Youtuber ingin memperoleh followers non organik. Namun tidak disarankan bagi pelaku usaha baru yang tengah melakukan branding melalui video di channel Youtube.
Langkah keenam dan ketujuh, sustainability dan discoverability. Kedua aspek ini juga saling berkaitan. Bagaimana menjaga agar konten bisa berkelanjutan dan mudah ditemukan oleh audiens.
“Di Youtube ada 2 miliar orang yang nonton per bulan. Ada jutaan channel. Pertama kita harus membuat trending topic yang sesuai dengan video yang dibuat. Buatlah konten yang evergreen, basic dan dicari semua orang. Contohnya membuat konten tentang cara sikat gigi yang benar dari brand pasta gigi. Itu akan selalu dicari orang,” pungkas Wafa.
Kemudian, buatlah accessibility yang mudah. Jangan sampai channel Youtube yang dibuat sulit ditonton. Apabila ingin membuat video berseri, jangan buat video yang terlalu terikat dengan episode sebelumnya, sehingga menyulitkan audiens untuk menyaksikannya secara terpisah atau tidak berurutan. Ceritakan juga situasi di video sebelumnya agar keberlanjutannya bisa lebih mudah dipahami.
Langkah ke-9 dan 10, kolaborasi dan inspirasi. Jika memungkinkah, berkolaborasilah dengan Youtuber lain yang klik untuk diajak kerja sama. Cara ini bisa mendongkrak ketertarikan audiens untuk menyimak dan mengikuti konten channel Youtube kita.
Dengan menerapkan 10 strategi ini, diharapkan para pelaku usaha khususnya pemula, bisa memanfaatkan platform Youtube dengan semaksimal mungkin, dengan membuat konten advertensi berkualitas. Tidak hanya memiliki nilai jual, tapi juga nilai tambah lain yang bermanfaat bagi audiens.