MNEWS.co.id – KTT G20 Indonesia yang diisi berbagai rangkaian kegiatan dengan acara puncak pertemuan para Kepala Negara G20 pada 15-16 November 2022 di Bali memberikan dampak yang besar dalam pemulihan sektor pariwisata tanah air.
Dalam keterangannya, Rabu (16/11/2022), Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia 2022 yang dilaksanakan di Bali menjadi pendorong kuat bagi pulihnya sektor pariwisata Indonesia.
“Hal ini terlihat dari lonjakan tingkat keterisian penginapan di Bali,” kata Sandiaga dikutip MNEWS.co.id dari siaran pers Kemenparekraf.
Sandiaga mengungkapkan, KTT G20 memberikan multiplier effect di industri pariwisata mulai dari hulu ke hilir. Dari transportasi darat, laut, udara, biro perjalanan, perhotelan, sampai restoran semuanya terdampak positif. Hal ini pun mendorong pada terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja baru yang berkualitas.
“Sektor UMKM juga merasakan dampaknya seperti objek wisata, pemandu wisata, kuliner daerah setempat, kerajinan, serta cenderamata,” kata Menparekraf.
Menparekraf optimistis devisa sektor pariwisata bisa mencapai target 1,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp26,35 triliun (kurs Rp15.502,-). Tidak hanya dilihat dari penyelenggaraan KTT G20, tapi juga berbagai perhelatan internasional lainnya di Indonesia.
Momentum G20 yang juga dilaksanakan di berbagai daerah Indonesia mampu mengembalikan kepercayaan wisatawan mancanegara untuk kembali berwisata ke Indonesia. Indonesia menjadi pusat perhatian dunia di mana selama kegiatan puncak KTT G20 ribuan jurnalis dari berbagai negara hadir dan secara simultan menyampaikan informasi.
Tidak hanya kegiatan presidensi, tapi juga keindahan alam serta ragam kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Seperti tari tradisional, kerajinan tangan, serta yang juga selalu jadi unggulan pariwisata Indonesia adalah keramah tamahan.
“Ini menjadi sarana promosi agar kita dapat memenuhi target 3,6 juta (kunjungan wisman) dengan total devisa batas atas 1,7 miliar dolar AS,” kata Sandiaga
I Gede Guntur Juniarta, salah seorang pelaku UMKM ekonomi kreatif di Bali merasakan dampak positif penyelenggaraan KTT G20 terhadap usahanya. Pemilik MaiKubu Tigawasa, jenama yang menghadirkan ragam produk anyaman bambu ini keterlibatannya pada G20 membawa keberkahan pada jumlah omzet yang dicapai.
“Kami sangat senang sekali ikut meramaikan event G20 seperti ini, dan dampaknya sangat terasa bagi kami, dimana ada peningkatan penjualan,sekitar 20 persen,” kata Guntur yang produknya dapat ditemui di Bali Collection.
Hal senada disampaikan pemilik Dinz Handmade, Dina Widiawan. Industri rumahan dengan produk kreasi tas berbahan pewarna alam yang ia jalani banyak diminati para delegasi KTT G20.
“Karena saya masih industri rumahan, semua masih saya kerjakan sendiri, omzet saya rata-rata sebelum G20 ini berkisar Rp20-25 juta per bulannya. Namun semenjak ada event G20, saya dalam seminggu ini kurang lebih menghasilkan omzet yang biasanya per bulan,” kata Dina.