Kampung vanili di Kulon Progo. (Foto: detik.com)

Jakarta, MNEWS.co.id –  Vanili dijuluki sebagai harta karun hijau dan merupakan salah satu komoditas yang terkenal karena memiliki nilai jual sangat tinggi. Salah satu alasan mengapa vanili menjadi sangat mahal adalah karena tanaman tersebut cukup sulit untuk dibudidayakan dan harus melewati proses produksi yang cukup panjang.

Karakter tanaman yang kompleks juga menyebabkan harga vanili jadi mahal. Lantaran, tenaga manusia sangat dibutuhkan dalam penyerbukan karena bentuk bunga yang tidak sempurna.

Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), Madagaskar menempati urutan pertama sebagai produsen vanili terbesar di dunia dengan produksi mencapai 2.975 ton pada 2020. Sementara Indonesia menyusul di urutan kedua dengan produksi sebanyak 2.306 ton.

Terdapat beberapa sentra produksi vanili, yakni Jawa Timur, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, NTT, Yogyakarta, Papua, dan beberapa daerah di Pulau Sulawesi. 

Urutan selanjutnya ditempati oleh Meksiko dengan produksi sebanyak 589 ton vanili. Kemudian produksinya di Papua Nugini dan Tiongkok masing-masing sebesar 495 ton dan 433 ton.

Berikut ini adalah daftar lengkap 10 negara penghasil vanili terbesar di dunia pada 2020 yang MNEWS.co.id lansir dari databoks.katadata.co.id.

  1. Madagaskar – 2.975 ton
  2. Indonesia – 2.306 ton
  3. Meksiko – 589 ton
  4. Papua Nugini – 495 ton
  5. Tiongkok – 433 ton
  6. Turki – 360 ton
  7. Uganda – 185 ton
  8. Tonga – 180 ton
  9. Polinesia Prancis – 25 ton
  10. Komoro – 21 ton

Dilansir dari situs resmi Vanili Indonesia, harga vanili tahun 2022 diprediksi masih akan melejit. Untuk vanili kering batangan diprediksi bisa mencapai Rp5,2 juta per kg sedangkan harga vanili basah bisa mencapai Rp600.000 per kg.