Salamun, nelayan kerang hijau Tambakrejo membuat merak dari kaleng bekas. (Foto: Triawanda Tirta Aditya)

Blitar, MNEWS.co.id – Sebagian sampah yang mengapung di sungai atau di pantai bisa dimanfaatkan. Sebut saja Salamun, seorang nelayan kerang hijau Tambakrejo, Blitar, Jawa Timur, memiliki kelebihan unik yakni menjadi perajin merak berbahan kaleng bekas.

Salamun membuat aneka kerajinan atau suvenir cantik, menggunakan bahan sampah yaitu kaleng bekas minuman atau kemasan produk lainnya dan kini karyanya dijual sampai luar negeri.

Ia  mengatakan ingin juga mengajarkan banyak orang terlebih tetangganya. Salamun pun sering membuat workshop untuk mengolah kerajinan dari kaleng bekas ini. Lantas Ia menjelaskan bagaimana cara membuat kerajinan merak dari kaleng bekas ini. Menurutnya membuat merak itu meski tampaknya sulit namun sebetulnya tidak demikian.

“Kuncinya adalah membuat bulunya dari kaleng bekas,” katanya dikutip dari Ayo Semarang.

Berbagai bahan yang Ia gunakan pun diperoleh tidak harus beli. Pakai kaleng yang sudah tidak terpakai atau mencari di pengepul. Harganya juga tidak terlalu mahal. Kemudian setelah menemukan kaleng bekas, potong bagian kaleng bekas dengan masing-masing lebar 5 cm. Untuk panjang biasanya tidak diukur karena menyesuaikan diameter kaleng.

“Setelah dipotong agar tidak menyayat jadi, pinggiran kaleng digerus dengan gunting. Cara ini bisa menumpulkan permukaan kaleng yang dipotong,” tambahnya.

Setelah jadi dalam bentuk potongan, lalu gunting-gunting saja kaleng potongan itu selebar setengah centi saja. Selepas itu setiap satu guntingan ada yang ditekuk ke sisi yang berlawanan sehingga jika diteruskan di sepanjang potongan akan menjadi seperti bulu merak.

Kemudian hal yang tak kalah penting lainnya adalah dengan membuat cetakan dari kayu yang dibentuk menjadi badan merak. Cetakan di sini sebagai penempel bulu-bulu kaleng tadi. “Membuat cetakan ini juga tidak perlu bagus-bagus. Yang penting sudah berbentuk saja,” ungkap Salamun.

Setelah cetakan jadi, bulu-bulu merak tadi bisa ditempelkan dengan menggunakan paku dan lem. Untuk bagian kaki, Salamun menyarankan bisa diperkuat dengan serbuk kayu agar kokoh.

Salamun sebetulnya sudah banyak mengajarkan hal seperti ini. Namun sampai sejauh ini belum ada yang benar-benar bisa memproduksinya. “Soalnya untuk membuat kerajinan ini memang butuh dedikasi tinggi dan ketelatenan,” pungkasnya.