Ilustrasi pelaku usaha pangan Yogyakarta. (Foto: Dinas Pertanian dan Pangan DIY)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan produk pangan lokal guna menjaga ketahanan pangan. Kota Yogyakarta mempunyai potensi yang cukup besar untuk meningkatkan produksi produk lokal, khususnya bahan pangan supaya bisa menekan ketergantungan impor masih tinggi hingga saat ini.

“Saya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian baik DIY maupun yang ada di kabupaten perihal pemanfaatan produk lokal tersebut. Sepanjang kapasitas produksinya ditingkatkan dan kualitas yang sudah tidak perlu diragukan lagi, apakah masyarakat atau konsumen mau memakai produk lokal atau import minded?” kata Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti.

Made mengatakan masyarakat memang sudah terbiasa membeli produk luar selama ini. Namun menurutnya hal tersebut bisa diubah dan diarahkan untuk menggunakan produk lokal. Mengenai harga, tidak sedikit produk lokal yang justru lebih tinggi daripada produk luar. masyarakat terkadang kurang menghargai produk lokal karena harganya sedikit lebih mahal, padahal kualitasnya justru lebih baik.

“Jika kita bisa menghargai produk lokal dan bisa diproduksi lebih luas, kita bisa swasembada sendiri alias bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Contohnya peningkatan produksi kedelai lokal yang kini disparitas harganya dengan kedelai impor tidak terlalu lebar. Dari sinilah bisa muncul ketahanan pangan lokal ketika kita tergantung kepada luar dengan bisa memenuhi konsumsi masyarakat DIY sendiri,” tambahnya.

Pemda DIY melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait beserta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY menyampaikan beberapa pihak terkait telah sepakat menanam di luar musimnya atau off season bagi produk-produk tertentu seperti komoditi cabai dan bawang merah. Kedua komoditi pertanian tersebut sangat ekonomis dan merupakan komponen volatile food yang mempengaruhi atau memberikan andil dalam inflasi.

“Kita sudah mempunyai kebijakan tata niaga pangan lokal yang mampu menginventarisasi mana yang bisa disupport oleh produk lokal maupun yang hanya bisa dipenuhi produk pangan dari luar DIY. Kita pastikan ketersediaan pangan tetap terjaga sehingga akan menstabilkan harga. Kita sudah mulai pembuatan sistemnya dengan digitalisasi untuk memetakan produksi pangan lokal maupun kebutuhanya sejak 2020,” ungkapnya.