Banyuwangi, MNEWS.co.id – Anak-anak di Kelurahan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi mengisi waktu senggang dengan membuat kerajinan dari limbah kulit kelapa. Kawasan Kalipuro memang menjadi salah satu sentra penghasil buah kelapa terbesar di Banyuwangi.
Ide membuat pot bunga dari bahan serabut kelapa ini muncul saat Herfan Efendi, salah seorang remaja milenial melihat banyaknya industri makanan minuman dari olahan kelapa setempat yang sengaja membuang serabut begitu saja.
Kerajinan bernama kokodama tersebut berfungsi sebagai media tanam yang menarik untuk tanaman hias di rumah. Melalui komunitas Pemuda Papring Kreatif, Anak-anak mendapat uang dari hasil kerajinan yang dibuat.
Kokodama merupakan adaptasi dari seni kerajinan di Jepang yang memanfaatkan lumut sebagai media tanam. Di Jepang kerajinan tersebut bernama kokedema, berbentuk bulat menyerupai bola.
Sebelum membuat Kokodama, Herfan bersama tiga teman sebayanya yang masih duduk di bangku SMP menyiapkan air dalam ember, tali rami, benang jahit dan cetakan setengah lingkaran.
Serabut kelapa yang sudah dipisahkan dari kulitnya terlebih dahulu dipilah, bagian serabut yang masih besar dibelah untuk menjadi lebih kecil. Serabut-serabut tersebut kemudian direndam ke dalam air sekitar 1-2 jam, baru kemudian dicetak sesuai keinginan.
Proses mencetak, bagian tengah batok kelapa diisi dengan serabut kelapa sedikit demi sedikit hingga padat. Setelah padat kemudian diikat menggunakan benang jahit dan tali rami. Bagian tengah cetakan juga diberi ruang untuk tempat tanahnya atau serbuk serabut.
Sejak Agustus, Herfan sudah membuat puluhan kokodama. Satu kokodama dia hargai Rp 5000 hingga Rp30.000 per buah.
“Harganya tergantung besar kecilnya kokodama. Kalau satu buah kelapa serabutnya itu bisa untuk buat 3 kokodama kecil. Kalau yang besar butuh sekitar 2 buah kelapa,” ujarnya.
Bahan serabut kelapa sendiri Fendi mendapatkan dari sekitar rumahnya yang dibeli seharga Rp 15.000 untuk 4 karung serabut kelapa.
Kreativitas membuat kokodama diperoleh dari Mahasiswa Poliwangi berawal dari aktivitas program hibah desa binaan. Lewat program tersebut, mahasiswa memberikan pelatihan kerajinan kokodama, tas dari bambu dan mengangkat sumber mata air dengan sistem Hydro Pump dan pengelolaan kopi lokal.
Habib Junaidi Ahmad selaku Mahasiswa Agribisnis Poliwangi yang memberikan materi pelatihan kokodama kepada komunitas Pemuda Papring Kreatif mengatakan, memilih memanfaatkan serabut kelapa sebagai bahan kerajinan karena kawasan Kalipuro memang menjadi sentra penghasil kelapa.
Kerajinan kokodama masih terbilang jarang ditemui di Banyuwangi dan memiliki nilai jual yang cukup baik. Apalagi bahan kerajinan kokodama hanya memanfaatkan limbah kulit dari buah kelapa.
Kelebihan bahan serabut kelapa bisa menyerap air dengan baik sehingga sebagai media tanam bisa maksimal terserap akar. “Daya serapnya bagus, jadi gak terlalu sering nyiram. Ini cocok buat tanaman mini seperti bunga, kaktus. Kalau yang besar bisa buat sayur juga,” ujar Habib.