Ilustrasi produk UMKM. (Foto: Antara)

Jakarta, MNEWS.co.id – Untuk mendukung penyediaan pangan lokal bagi masyarakat, Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) melakukan pembinaan dan penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pangan lokal.

Hal ini sebagai salah satu implementasi diversifikasi pangan sisi hilir sebagai Cara Bertindak Kedua (CB2) yang ditekankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi mengatakan, pengembangan produk pangan lokal menjadi strategi dalam menghadapi gempuran maraknya berbagai produk pangan yang banyak beredar di pasaran saat ini.

Penguatan UMKM pangan lokal ini, dapat menjadi daya ungkit industri pangan lokal Indonesia yang 99% nya dikuasai oleh UMKM. Upaya ini dilakukan agar mampu menciptakan indutrialisasi produk pangan lokal yang berdaya saing.

“Pendampingan perlu dilakukan baik dari sisi perbaikan produksi/pengolahan pangan, peningkatan kualitas produk dan branding hingga pemasaran produk UMKM,” ujar Agung dikutip dari siaran pers Kementan.

Melalui pelatihan ini, Agung meyakini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaku UMKM dalam pengelolaan usaha, branding hingga pemasaran produk UMKM pangan lokal.

“Harapan kami pelatihan ini mampu memberikan dampak terhadap peningkatan kapasitas bagi 150 pelaku UMKM pangan lokal dari 34 provinsi sehingga para pelaku UMKM ini mampu untuk melakukan eskalasi usaha dan juga memperluas pemasarannya” ujarnya.

Ia pun berharap agar Dinas Pangan Provinsi turut mengawal dan mendampingi UMKM peserta pelatihan sehingga memiliki bekal untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas usaha produk pangan lokal masing-masing.

Sementara itu Ardhi Ridwansyah mewakili Lembaga Pelatihan Markplus Institute menyampaikan hasil riset yang pernah dilakukan bahwa ada 25,9 persen pelaku UMKM mengalami krisis yang lebih berat dibandingkan krisis yang terjadi pada masa pandemi saat ini. Ia menyebut hal yang menarik bahwa 63% pelaku UMKM menyatakan optimis setelah krisis ini bisnisnya akan lebih baik dari sebelumnya

“Dua riset ini sebagai pengantar bahwa pelatihan hari ini lebih dari sekadar bicara tentang strategi berjuang mengembangkan bisnis, bukan hanya membangun ketahanan bisnis. Atau dalam konteks bapak ibu membangun ketahanan pangan,” kata Ardhi.

Ardhi meyakinkan bahwa hal yang pertama kali harus dibicarakan adalah ketahanan mental para pelaku UMKM sebagai pengusaha. “Karena begitu kita menyerah, sebagus apapun ilmu yang kita dapat akan menyerah karena tidak ada lagi optimisme,” pungkasnya.

“Mudah mudahan pelatihan hari ini bisa menjadi sarana bapak ibu untuk berbagi pengalaman, dan membangun optimisme, bukan hanya bisnis tapi kita akan menjadi pribadi-pribadi lebih tangguh,” ujarnya.