Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di industri rumahan daerah Kuningan, Jakarta Selatan. (Foto: Johan Tallo)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM melanjutkan program bantuan untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tahun ini.

Hal tersebut menjadi angin segar bagi para pelaku usaha untuk menambah modal mereka dalam usaha. Pasalnya, tak sedikit dari mereka kesulitan mendapatkan modal sehingga harus gulung tikar usaha mereka.

Namun, dengan adanya bantuan dari pemerintah, para pelaku usaha mengaku sangat terbantu. Hal itu diungkapkan Kelik Widianto seorang pelaku usaha cupang. Dirinya mengaku sangat terbantu dengan bantuan pemerintah untuk pelaku UMKM.  “Sangat terbantu sekali, dan semoga program tersebut terus dilanjutkan,” ujar Kelik.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, program bantuan pemulihan ekonomi untuk UMKM dinilai efektif membantu UMKM bangkit. Maka program bantuan tersebut akan dilanjutkan di tahun ini.

Hal itu tercermin dari hasil survei dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan kemiskinan (TNP2K), dan survei dari LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI sebanyak 99 persen menyatakan program bantuan ini sangat tepat. “Saya kira dari dua survei itu 99 persen para pelaku UKM menganggap program ini sangat tepat,” katanya dilansir dari Liputan 6.

Hasil survei tersebut juga menyatakan bantuan tersebut banyak digunakan oleh para pelaku UMKM untuk membeli bahan baku. Tentunya beragam bantuan seperti Banpres produktif, subsidi KUR, subsidi non-KUR dan lainnya dinilai sangat membantu UMKM dari sisi pembiayaan.

“Program ini sangat membantu para pelaku UMKM dari segi pembiayaan, mereka masih bisa berusaha membeli bahan baku dan modal lainnya. Saya kira mereka bisa bertahan di tengah pandemi covid-19,” ujar Teten.

Bahkan sebanyak 53,5 persen penerima program bantuan, yang tadinya tidak memiliki pekerjaan, sekarang menjadi pelaku usaha mikro. Sehingga para pelaku UMKM bisa bertahan hingga sekarang, meskipun ada sebagian yang terpaksa gulung tikar karena kehabisan modal.

Sementara terkait daya beli yang masih turun, Menteri Teten menilai daya beli cukup tergenjot oleh program bantuan di sektor lain seperti bantuan sosial yang dikelola oleh Kementerian Sosial, dan stimulus subsidi gaji yang dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan.

“Saya kira program ini tidak sendirian, seperti program bantuan sosial yang dikelola oleh Kemensos cukup banyak dana yang digelontorkan dan juga ada stimulus bantuan pekerja, dan banyak program lain yang saya kira uang banyak yang mengelontor ke bawah sehingga memperkuat daya beli,” ungkapnya.