Jakarta, MNEWS.co.id – Tren belanja daring semakin menguat selama pandemi. Paling tidak hal ini nampak dari beberapa data terkini. Sekitar 87,1% pengguna internet di Indonesia, misalnya, menggunakan layanan daring untuk berbelanja aneka kebutuhan.
Sementara pertumbuhan e-commerce mencapai dua digit hingga 52% pada tahun 2021. Kemudahan dan kepraktisan bertransaksi di situs belanja daring menjadi salah satu alasan yang mendorong pertumbuhan tersebut.
Hal inilah yang menjadi alasan OVO untuk memperluas layanan dengan mengembangkan ekosistem pembayaran non tunai di aneka platform e-commerce di Indonesia. Pada akhir tahun 2021, OVO hadir di JD.ID dan Bukalapak. Hal ini menandai OVO sudah hadir di semua platform e-commerce berstatus unicorn.
“Melihat antusiasme dan tren yang positif ini, pada semester dua tahun 2021, OVO memperluas kerja sama untuk hadir sebagai pilihan metode pembayaran digital di berbagai platform e-commerce unggulan yang ada di Indonesia,” kata Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO seperti dilansir dari Antara.
Berdasarkan survei yang dilakukan BOKU, 81% orang menggunakan pembayaran digital untuk berbelanja daring dibandingkan dengan hanya sekitar 40% orang yang memakai untuk berbelanja di toko secara fisik.
Sementara alasan terbanyak orang menggunakan pembayaran digital adalah kebutuhan akan alat pembayaran digital untuk bertransaksi. Tren ini juga menjadi alasan OVO perluas layanan di platform belanja daring.
“Kemudahan bertransaksi, ekosistem penggunaan yang luas, serta inovasi yang berkelanjutan menjadi hal sangat penting bagi kami agar senantiasa dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Hal ini sejalan dengan semangat yang dihadirkan oleh para mitra e-commerce kami yang sangat beragam, mulai dari JD.ID, Bukalapak, Lazada, hingga Blibli,” pungkas Harumi.
Dengan demikian hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara di mana perkembangan e-commerce sangat pesat. Tentunya hal ini tidak terlepas dari perkembangan pembayaran digital sebagai alat yang memudahkan transaksi.