Depok, MNEWS.co.id – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM) Kota Depok, Jawa Barat, mencatat sebanyak 3.815 produk UMKM dengan total 683 paket berhasil terjual pada acara Depok Virtual Expo 2020 yang digelar selama sepuluh hari dari 27 Oktober hingga 6 November 2020.
Koordinator pendamping UMKM Jabar Juara, Said Mustofa mengatakan, aktivitas expo virtual yang digelar untuk pertama kalinya ini diikuti 683 pembeli. “Tiap pembeli rata-rata berbelanja lima samai tujuh produk. Ada yang berhasil terselip di antaranya produk Rp 5, ada juga yang tidak,” kata Said.
DVE dilaksanakan salah satunya dengan pemasaran online melalui aplikasi Swadep.com. Warga bisa berbelanja produk-produk UMKM dengan cukup membuka aplikasi tersebut dan memilih sendiir produk yang diinginkan. Sebagai daya tarik, juga ditawarkan diskon, bebas biaya pengantaran, hingga model flash sale produk tertentu seharga Rp5 rupiah.
Euphoria berburu produk murah terutama produk Rp5 menjadi daya tarik tersendiri. Barang-barang yang dibandrol dengan harga fantastis Rp5 ini terdiri atas berbagai jenis produk seperti frozen food, keripik-keripik, minuman, masker dan lainnya.
“Tawaran promo Rp5 sebetulnya untuk memancing konsumen agar berbelanja juga produk lain. Jadi kalau produk Rp5 habis, masih ada produk lain yang bisa dibeli dan masih ada juga produk-produk diskonnya,” ujar Said Mustofa.
Sementara itu, Kepala Dinas DKUM Kota Depok, Mohammad Fitriawan mengatakan, meskipun dilakukan secara virtual, antusias UMKM maupun warga pada kegiatan tersebut cukup besar. Hal ini terlihat dari jumlah produk yang terjual. Menurutnya, terdapat berbagai produk UMKM yang dipasarkan dalam event tersebut. Mulai dari kuliner, fashion, hingga kerajinan (craft). Dari berbagai jenis produk ini, yang paling diminati adalah produk kuliner sebesar 75 persen.
Ia menambahkan, banyak pelajaran yang dapat diambil oleh pelaku UMKM lewat acara ini. Terlebih, untuk produk yang bisa dipesan di muka (pre order) karena memerlukan penanganan ekstra. Poduk pre order sebagian besar adalah makanan cepat saji, sehingga perlu diperhatikan kecepatan dan ketepatan dalam pembuatannya. Jika tidak dikerjakan dengan baik, maka kualitas produk akan menurun ataupun berkurang saat diterima oleh konsumen.
“Selain itu, Depok Virtual Expo juga memberikan pembelajaran yang sangat berharga kepada aplikasi Swadep sebagai marketplace-nya UMKM Kota Depok. Harapannya agar lebih mudah digunakan oleh konsumen maupun para pelaku UMKM dari berbagai kalangan,” ujar Fitriawan.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Depok Virtual Expo 2020 Cahyadi Setiawan mengatakan, total transaksi di ajang DVE melalui aplikasi Swadep.com adalah RP47,9 juta. Ia mengakui angka tersebut masih jauh di bawah target, serta masih banyak hal yang perlu dibenahi pada pelaksanaan virtual expo pertama kali ini. Termasuk melakukan pembenahan ulang aplikasi Swadep yang menurutnya sempat ada upaya diretas oleh pihak luar.