Ilustrasi Produk Diskon. (Foto: Pexels/ Artem Beliaikin)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) tengah merencanakan pemberian kembalian tunai (cashback)  untuk para konsumen berbelanja produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) saat ini dalam tahap revisi. Selain itu juga akan diimplementasi dalam bentuk diskon, sehingga masyarakat dapat membeli produk UMKM dengan harga yang lebih murah.

Rully Indrawan, Sekretaris Kemenkop UKM menjelaskan peraturan yang sedang disusun kini tengah mengalami perubahan mekanisme dari rencana awal. Khususnya dalam keterlibatan platform-platform kecil. Bila tidak ada hambatan, Ia berharap minggu depan pihaknya dapat menyelesaikan.

Ia menjelaskan bahwa anggaran yang disiapkan untuk program ini adalah sebesar Rp7,6 triliun. Alih-alih digunakan untuk kembalian tunai bagi konsumen, Rully meluruskan dukungan stimulus akan diberikan kepada produsen.

“Di penyusunan permen nanti yang dibidik bukan konsumen, tapi pelaku usahanya. Tetap berupa diskon agar konsumen bisa berbelanja dengan harga lebih murah,” katanya.

Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa program ini masih terbagi menjadi dua bagian yaitu produsen dan konsumen. Namun, Kemenkop dan UKM melihat bahwa dukungan stimulus perlu diberikan kepada pelaku usaha agar dapat menjalankan aktivitas produksi.

Sementara itu, Rully memastikan bahwa stimulus diskon belanja produk UMKM tak hanya berlaku untuk platform digital, tetapi juga bisa dinikmati secara luring oleh konsumen. Melalui program ini diharapkan dapat melengkapi serangkaian paket kebijakan pemulihan ekonomi nasional sektor UMKM yang anggarannya mencapai Rp123,47 triliun.

Realisasi dana PEN sektor UMKM sejauh ini telah mencapai 50 persen menurut catatan Rully. Selain itu, pada Senin (24/8/220) Presiden Joko Widodo diagendakan akan meluncurkan program bantuan modal untuk usaha ultra mikro sebesar Rp2,4 juta yang menyasar 12 juta unit usaha.

“Untuk peluncuran nanti akan ada 1 juta unit yang menerima. Data penerima kami peroleh dari calon nasabah perbankan yang memang belum bankable,” kata Rully.