Jual Sosis Gulung dan Bakso Pentol, Pelaku UMKM di Arena MTQ Medan Dapat Omzet Rp8 Juta/Hari. (Foto: Dinas Kominfo Kota Medan)

MNEWS.co.id – Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-56 Kota Medan di Stadion Mini Universitas Sumatera Utara (USU) yang dibuka Wali Kota Medan Bobby Nasution pada Sabtu (25/2/2023) tidak hanya diramaikan dengan stand perangkat daerah dan kecamatan. Penyelenggara juga menyediakan tempat dan fasilitas bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menjual produk-produknya.

Stan-stan UMKM ini selalu ramai konsumen, bahkan salah seorang pedagang mengaku bisa mendapat omzet Rp8 juta per hari.

Alhamdulillah. Sangat membantu. Pendapatan sehari bisa mencapai delapan juta rupiah,” ucap Muhammad Robiansyah, salah seorang pelaku UMKM, Jumat (3/3/2023) malam di stannya. 

Pelaku UMKM asal Kecamatan Medan Tembung ini menjual berbagai kuliner, antara lain pentol, sosis gulung, dan kentang gulir yang dikemas secara apik dan menarik. Dia menamakan standnya Batavia Food Cak Solo dan Tempe Mendoan. 

“Di MTQ ini, kami buka dari pukul 10.00 pagi sampai 22.00 malam. Dan, syukur selaku ada pembeli. Bukan saat malam saja, pagi hingga sore juga ada pembeli,” ungkapnya. 

Dia mengakui, penyelenggaraan MTQ kali ini benar-benar membantu para pelaku UMKM. Pasalnya, mereka hanya perlu membawa bahan dan peralatan dagang. Lahan serta tenda berjualan telah disediakan oleh penyelenggara. Mereka pun dapat berjualan dengan nyaman dan aman. 

“Tidak ada juga pungutan-pungutan liar kepada kami,” ujarnya. 

Pedagang yang juga mangkal di Aksara Park ini mengungkapkan rasa terima kasihnya pihak penyelenggara yang telah menyediakan ruang kepada pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha di berbagai perhelatan Pemko Medan, termasuk MTQ ini. 

Dia berharap, Pemko Medan tetap memberikan ruang untuk pelaku UMKM dalam kegiatan-kegiatan yang mengundang keramaian seperti ini. Penyediaan ruang untuk UMKM ini, akunya, terbukti sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan. 

Stan UMKM pada penyelenggaraan MTQ ini memang didominasi oleh produk-produk kuliner, namun juga ada stan yang menjual busana muslim. Di samping itu, ada pula stan UMKM yang menjual produk kerajinan tangan berupa cincin dan gelang dari kayu, logam, kulit, maupun kain.  Meski tidak seramai produk kuliner, stan yang menjajakan hasil kerajinan tangan ini juga diminati pengunjung, 

Selain di lokasi khusus, produk-produk UMKM ini juga dipajang di stan-stan kecamatan. Produk yang ditampilkan di stan ini merupakan unggulan di wilayah kecamatan bersangkutan. 

Stan Kecamatan Medan Baru misalnya. Stan yang dikunjungi Wali Kota Medan Bobby Nasution ini memajangkan kuliner khas produksi wilayahnya, yakni Sambal Cakalang. Sambal yang diracik dengan bumbu berupa cabe, bawang merah, bawang putih, terasi, dan minyak, juga dengan irisan-irisan ikan tongkol cukup diminati. 

Tidak hanya berbagai varian kuliner, Kecamatan Medan Baru juga menampilkan minyak urut tradisional “Nek Karo” produksi UMKM asal Kelurahan Padang Bulan Gang Napindo Pajak Sore dan “Minyak Sere Wangi” yang merupakan produk UMKM Kelurahan Darat.  

Produk-produk UMKM yang dipajangkan di stan Kecamatan Medan Baru ini ternyata juga diminati. Meski tidak banyak, tetap ada pembelinya.  

“Produk kuliner dan minyak urut tradisional dari Kecamatan Medan Baru ini cukup diminati. Ada aja yang membelinya,” ungkap sang pemilik produk seraya berharap, melalui kegiatan ini produk UMKM asal kecamatannya kian dikenal dan diminati masyarakat.