Jakarta, MNEWS.co.id – Masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun nyatanya telah membawa banyak perubahan dan mengharuskan pelaku usaha untuk terus beradaptasi.
Hal inilah yang dialami oleh Inggrid Galuh Mustikawati, pemilik usaha Ahza Patchwork yang memproduksi berbagai produk kerajinan tangan (handmade). Sebelum adanya masa pandemi, wanita yang akrab disapa Inggrid ini lebih banyak memproduksi mukena balita. Namun sejak pandemi, Ia pun terpaksa menghentikan produksi mukena balita karena permintaan yang menurun sangat drastis.
Melihat tumpukan kain yang tidak terpakai, Inggrid pun mulai bangkit dengan melakukan perubahan pada produknya yaitu membuat masker kain yang memang banyak dibutuhkan selama masa pandemi.
Memiliki passion dalam menjahit, Ia pun terus melakukan inovasi produk lainnya mulai dari tempat tisu, pouch, tas belanja, sajadah, selimut, mukena balita, masker kain, dan berbagai souvenir lainnya.
Inggrid menceritakan setelah resign di tahun 2015, Ia memutuskan untuk membangun bisnis. Guna mengasah kemampuannya dalam menjahit, Ia pun belajar secara otodidak melalui Youtube untuk menjalankan bisnis dari rumah bernama Ahza Patchwork. Tujuannya agar Inggrid bisa mendampingi tumbuh kembang anak-anaknya.
Bermodalkan mesin jahit portable, awalnya Ia hanya membuat masker kain, sajadah, hingga selimut. Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin berkembang hingga Ia pun mengikuti beberapa kursus untuk menambah keterampilannya.
Dalam proses pembuatan produknya, Inggrid menggunakan berbagai variasi bahan mulai dari katun Jepang, kanvas, hingga kain waterproof. Lokasi pembuatan pun dilakukan di rumahnya di Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Rata-rata produksi yang dibuat berkisar 25-35 pcs dalam sehari. Harga produk berkisar Rp10.000,- hingga Rp250.000,-.
Salah satu kelebihan dari produk Ahza Patchwork yaitu diproduksi secara terbatas sehingga memberikan kesan eksklusif bagi para pelanggannya. Selain itu, produk patchwork miliknya pun turut berkontribusi dalam mengurangi sampah tekstil dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai bahan utamanya.
Dalam memasarkan produknya, Inggrid memanfaatkan platform online seperti Instagram dan e-commerce. Sementara untuk penjualan offline, Ia membuka toko di depan rumahnya dan aktif mengikuti berbagai kegiatan bazaar.
Pada tahun 2021, Ahza Patchwork berhasil masuk dalam kategori 11 besar Jakpreneur Terbaik. Selain itu, Ahza Patchwork juga dinobatkan sebagai Solusi Terbaik Kategori Jakpreneur 2021 dalam kegiatan Jakpreneur Fest.