Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko meninjau Indonesia One Festival 2018 di Taman Ria Senayan, Jakarta, pada Kamis (23/8/18). Foto: (doc/MNEWS).
Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko meninjau Indonesia One Festival 2018 di Taman Ria Senayan, Jakarta, pada Kamis (23/8/18). Foto: (doc/MNEWS).

Jakarta, MNEWS.co.id – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM dalam perjalanannya masih menemui banyak rintangan untuk bisa naik kelas. Ada 5 masalah besar yang kerap dihadapi oleh pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya. Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko.

Menurutnya, masih banyak ketidakadilan yang dialami oleh para pelaku UMKM terkait lima persoalan besar yang menghambat perkembangan bisnis mereka.

“Ada 5 persoalan. Yang pertama adalah capital, modal. Yang kedua, teknologi. Berkaitan dengan packaging, branding, dan seterusnya. Berikutnya manajemen, pengelolaan. Yang keempat, aspek networking. Yang kelima adalah market. Ini 5 persoalan yang dihadapi oleh UMKM,” jelas Moeldoko dalam acara pembukaan Indonesia One Festival di Taman Ria Senayan, Jakarta, pada Kamis (23/8/18).

Indonesia One Festival atau One Fest merupakan gelaran festival yang memperkenalkan beragam kekayaan kuliner dan budaya Indonesia dalam rangka mendukung Asian Games 2018. Sebanyak 80 UMKM turut berpartisipasi dalam perhelatan besar ini. Acara yang diprakarsai oleh komunitas Sahabat UMKM dan Koperasi Pancasila Abadi Indonesia ini bertujuan sebagai ajang para UMKM melakukan branding kepada masyarakat luas.

Lebih lanjut Moeldoko menjelaskan, pemerintah memiliki perhatian yang cukup besar terhadap UMKM. Misalnya, Presiden Joko Widodo yang baru-baru ini meluncurkan PPh final 0,5%, program Online Single Submission (OSS) atau yang dikenal dengan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, akses KUR dan sebagainya.

“Presiden baru-baru ini meluncurkan PPh final dari 1,5% jadi 0,5%, ini luar biasa sehingga teman-teman UMKM bisa berkembang karena tidak terbebani pajak. Pemerintah juga mencanangkan OSS, Online Single Submission. Perizinan-perizinan diharapkan melalui OSS ini bisa berjalan cepat, tidak bertele-tele. Tidak ada lagi istilah ‘bisa dipersulit kenapa dipermudah?’. Kita harus selalu mempermudah persoalan-persoalan mereka di lapangan. KUR juga demikian, KUR yang tadinya bunganya 22% menjadi 7% dan ini belum banyak diserap oleh teman-teman pelaku usaha,” pungkas Ketua Umum HKTI tersebut.

Moeldoko menilai, masyarakat perlu membantu dan memberikan perlindungan kepada para pelaku UMKM agar dapat terus berkembang. Keberadaan komunitas seperti Sahabat UMKM hadir sebagai wadah untuk mengatasi persoalan-persoalan para pelaku UMKM terkait pengembangan bisnis dan aspek perizinan. Sahabat UMKM, kata Moeldoko, bertujuan untuk memberikan asistensi dan meningkatkan grade UMKM dari mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah.

Moeldoko juga menilai, persoalan utama yang dihadapi oleh UMKM adalah persoalan permodalan. Padahal, UMKM berpotensi menyerap tenaga kerja di Indonesia hingga 97%, dan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

“Kalau kita bisa membantu mereka, UMKM yang saat ini jumlahnya ada 57,9 juta, ini bisa menyerap tenaga kerja Indonesia 97%. Bisa dibayangkan jika ini bisa digulirkan lagi maka UMKM kita akan menjadi besar dan sudah terbukti eksistensi UMKM. Pada saat situasi negara lagi krisis, UMKM bertahan sebagai backbone ekonomi Indonesia,” tandasnya.