Reska Herlambang bersama peserta melakukan simulasi komunikasi bisnis. Foto: (doc/MNEWS)
Reska Herlambang bersama peserta melakukan simulasi komunikasi bisnis. Foto: (doc/MNEWS)

Jakarta, MNEWS.co.id – Dalam memasarkan produk, pelaku usaha harus memperhatikan komunikasi bisnis, karena itu merupakan ‘nyawa’ dari pemasaran. Komunikasi yang dilakukan bisa berupa verbal maupun non verbal. Apakah komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi?

Reska Herlambang, Founder Share and Talk Communication mengatakan, dalam komunikasi bisnis harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan punya value of sales. Dalam artian, menyesuaikan dengan kondisi. Karena komunikasi yang mudah dipahami akan mengantarkan pada transaksi.

Menurutnya, ada beberapa aspek yang harus diyakini dan dilakukan dalam komunikasi bisnis. Pertama, pahami apa yang dibutuhkan oleh customer. Komunikasi bisnis harus mudah dipahami dan targetnya sesuai sasaran. Karena, kata Reska, semua orang bisa ngomong tapi tidak semua orang bisa berbicara.

“Kalau bicara harus tahu time management, kapan harus ngomong, kapan harus mendengar, dan sebagainya. Etika yang pertama, kita harus lihat siapa lawan bicara kita. Kita ngomong dengan siapa? Kapan kita harus bicara dan tata bahasa sesuai dengan kebutuhan untuk menghadapi klien,” jelas News Presenter & Talkshow TVRI itu, dalam acara Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Pemuda di Kemenpora Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kemampuan komunikasi yang efektif bisa dilihat dari seberapa antusias seseorang terhadap lawan bicaranya, mengajukan pertanyaan secara terbuka dan beradaptasi dengan bahasa tubuh serta perasaan lawan bicara. Hati-hati juga dengan gesture, karena tanpa disadari bisa menyinggung perasaan orang lain.

Kemudian, kata Reska, perhatikan untuk menjadi pendengar yang baik dan lakukan kontak mata dengan baik. Jangan remehkan kekuatan senyum, karena senyum bisa membuat customer nyaman.

“Teman-teman harus bersikap ramah. Senyum definisinya ramah. Customer adalah raja, sekarang diganti customer adalah priority. Berikan saran dan motivasi dengan analogi yang masuk akal. Kasih masukan dan perbandingan harga,” pungkas Reska.

Reska Herlambang dalam acara Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Pemuda Kemenpora, Jakarta,
beberapa waktu lalu. Foto: (doc/MNEWS)

Lebih lanjut, pria asal Palembang yang memulai bisnis di bidang pelatihan komunikasi sejak tahun 2011 itu menambahkan, komunikasi bisnis selalu bicara validasi data. Ketika membuat proposal misalnya, harus rinci dan detail setiap rupiah dibelanjakan apa aja. Jika ada perbandingan harga, perkuat kualitas produk juga. Komunikasi bisnis harus diperkuat tidak hanya dalam bentuk kata-kata, tetapi juga data.

Lalu, jangan lupa berikan sampel produk. Pelaku usaha juga harus tampil rapi dan profesional. Karena menurutnya, penampilan merupakan faktor utama yang bisa meyakinkan orang untuk membeli atau berinvestasi. Rapi juga tidak harus mahal, yang penting sepadan dan nyaman ketika digunakan. Kuncinya, penampilan harus mencerminkan profesi.

Reska juga berpesan, ketika memprosikan produk, jangan menjelekkan produk lain. Selain itu, complain solution juga harus ditawarkan kepada customer yang merasa tidak puas atau mengalami masalah.

“Selesaikan emosi baru selesaikan masalah, jawab complain dengan data. Gunakan bargaining power, jangan menyalahkan klien. Berikan diskon atau produk pengganti kepada klien yang kecewa,” tandasnya.

Usai membagikan tips komunikasi bisnis, Reska mengajak para peserta untuk melakukan simulasi hubungan antara klien dengan pebisnis yang tidak harmonis alias bermasalah. Di sini, peserta dituntut untuk mempraktikkan teori yang didapat untuk diaplikasikan dalam permasalahan yang ada. Ternyata, komunikasi bisnis tidaklah semudah yang dibayangkan. Perlu latihan dan pembiasaan agar bisa benar-benar memahami dan menguasainya dengan baik.