Ilustrasi branding. (Foto: Flux Design)

Jakarta, MNEWS.co.id Branding menjadi salah satu hal penting yang harus dibangun oleh sebuah bisnis di era digitalisasi. Hilangnya batasan membuat persaingan usaha juga semakin ketat.

Menjadi brand pilihan konsumen tentu diinginkan oleh setiap pelaku usaha. Namun perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam aktivitas branding.

Arto Soebiantoro, Aktivis Brand & Founder Brand Adventure Indonesia menjelaskan penting bagi pelaku usaha untuk memanfaatkan platform online agar bisa menjadi brand pilihan oleh para konsumennya.

“Dari tahun 2010 sampe sekarang, pelaku usaha khususnya UMKM sudah terhubung dengan teknologi. Semua menjadi jelas karena platform-platform digital terus tumbuh dan akses ke pengetahuan hingga value chain semakin lebar dan luas. Sehingga ini menjadi sebuah peluang khususnya bagi pelaku UMKM di daerah,” kata Arto dalam pembukaan kegiatan Akselerator Kota Masa Depan untuk Kota Solo melalui live streaming Youtube, Senin (1/11/21).

Menurut Arto, seorang pelaku UMKM harus mampu memahami jaringan dan teknologi digital agar proses perkembangan usaha menjadi lebih cepat. Sehingga bisnis yang dijalankan tidak hanya terhubung di satu kota saja, namun melalui digitalisasi bisa lebih berkembang hingga nasional dan internasional.

Arto Soebiantoro, Aktivis Brand & Founder Brand Adventure Indonesia.(Foto: MNEWS)

Pasalnya, kehadiran teknologi digital memungkinkan setiap orang mendapatkan informasi tentang produk yang dibutuhkan secara akurat dan lengkap. Hal ini dapat menjadi poin pembanding antara satu brand dengan lainnya dalam waktu singkat melalui platform I.

Sebelum masa pandemi, pelaku usaha kerap kali harus memilih harus memasarkan bisnisnya secara offline atau online. Namun saat ini keadaan menjadi berubah dan mengharuskan pelaku usaha menggunakan penjualan offline dan online secara bersamaan.

Karena selama masa pandemi konsumen terhubung dengan dua pendekatan tersebut, sehingga pelaku usaha harus bisa mengembangkan kombinasi keduanya.

Tidak hanya platform online saja, saat ini sudah banyak gadget ataupun tools seperti kamera dan smartphone yang makin canggih untuk mendukung kemajuan dalam suatu usaha.

“Sekarang sudah banyak brand besar berkolaborasi dengan brand kecil untuk meng-capture cerita di balik usahanya dan dalam proses pembuatannya hanya menggunakan smartphone saja,” tambahnya.

Ia menambahkan, kreativitas dan teknologi saat ini sudah saling berkesinambungan untuk membuka peluang usaha yang lebih besar. Arto mencontohkan salah satu kategori UMKM yakni bisnis artisan yang mampu membawa gambaran sebuah usaha dikemas dengan sangat menarik. Salah satunya yaitu dengan melakukan kolaborasi antar pelaku usaha dengan memanfaatkan gadget sederhana untuk membuat konten yang menarik.

Arto menilai saat ini brand lokal Indonesia mempunyai potensi kuat untuk maju bahkan hingga ke pasar internasional. Menurutnya, hasil karya produk lokal anak bangsa memiliki keunikan tersendiri dan tidak dipunyai oleh negara lain. Sehingga sangat sayang sekali jika berbagai peluang tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Sementara itu, untuk mengkomunikasikan pesan dari produk bisnis kepada konsumen lewat strategi branding, Arto memiliki teori brand building yang dinamakan ‘Kerap Cinta’ yakni Kenal, Rasa, Paham, dan Cinta.

Kenal, yaitu pelaku usaha harus bisa mengenali usaha yang dibangun mulai dari merek, kemasan, desain hingga konsumen. Selanjutnya Rasa, bagaimana pelaku usaha bisa tahu apa manfaat dari usaha yang dikelola bagi konsumennya.

Lalu Paham, yaitu pelaku usaha harus bisa memahami tujuan serta target dari bisnis yang dijalankan. Dan terakhir, Cinta yaitu proses dimana pelaku usaha harus bisa membangun relasi antara produk usaha dengan konsumen.

Sebagai penutup, Arto pun membagikan tips bagi pelaku usaha untuk bisa membangun strategi branding dengan lebih baik yaitu, menentukan dan kenali target pasar yang dituju, membangun relasi usaha yang kuat, serta melakukan branding secara perlahan dan konsisten.