Jakarta, MNEWS.co.id – Ada yang unik dari dari sebuah kampung yang berada di Desa Penanggungan, Kecamatan Maesan, Bondowoso. Disebut sebagai Kampung Kaligrafi, sebab di desa ini mayoritas warganya berprofesi sebagai pengrajin kaligrafi.
Berdirinya Kampung Kaligrafi di Bondowoso ini tidak bisa dipisahkan dari peran besar Ahmad Zubairi. Ia bersama masyarakat Desa Penanggungan menjadi penggagas awal berdirinya Kampung Kaligrafi ini.
Memutuskan pulang kampung setelah lama menetap di Yogyakarta, awalnya Ahmad Zubairi hanya membuat kaligrafi untuk pesanan keluarga. Namun melihat banyaknya masyarakat yang memiliki keahlian serupa, ia kemudian tertarik memberdayakannya.
Bersama warga setempat, Ahmad Zubairi bersepakat untuk mendirikan Kampung Kaligrafi. Sesuai harapan, keberadaan Kampung Kaligrafi berhasil membawa perubahan besar bagi perekonomian masyarakat.
Dengan berdirinya Kampung Kaligrafi, pendapatan warga sekitar semakin meningkat. Hal ini juga menjadi bukti bagaimana industri kreatif bisa menjadi pemantik kesejahteraan masyarakat.
Tidak hanya desain kaligrafi yang membuat kampung ini unik. Konsep ramah lingkungan yang diterapkan para pengrajin kaligrafi di desa ini layak diapresiasi. Pasalnya, bahan yang digunakan untuk membuat kaligrafi sengaja dipilih dari limbah-limbah rumah tangga. Seperti serpihan kayu, sandal bekas, kayu lapuk, kulit kacang tanah, hingga pelepah pisang.
Keunikan dari karya-karya pengrajin di Kampung Kaligrafi Bondowoso murni hasil pemikiran sendiri. Masyarakat tidak mau berpatokan pada buku panduan atau mencari referensi di internet untuk menciptakan karya. Itulah yang membuat seni kriya buatan mereka sangat autentik. Menariknya lagi, tidak hanya kaligrafi berbentuk dua dimensi saja, pengrajin di Kampung Kaligrafi ini juga mahir membuat kaligrafi tiga dimensi.
Selain dijadikan hiasan di kampung, karya-karya kaligrafi dari Kampung Kaligrafi Bondowoso juga dipasarkan ke berbagai daerah. Beberapa wilayah yang menjadi tujuan hasil kriya ini antara lain Yogyakarta, Semarang, hingga Batam.
Melansir dari Kompas.com, harga untuk satu kerajinan kaligrafi cukup variatif, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya. Umumnya produk ekonomi kreatif ini dijual dari harga Rp100 ribu hingga Rp6 juta.
Di Kampung Kaligrafi Bondowoso, wisatawan tidak hanya sekadar melihat-lihat berbagai keindahan kaligrafi yang artistik dan berswafoto saja, mereka juga dapat turut serta berkarya membuat kerajinan kaligrafi yang dipandu para pengrajin.
Masyarakat setempat menyediakan paket wisata edukasi kaligrafi. Paket ini memberikan kesempatan bagi Sobat Parekraf untuk belajar mendesain hingga membuat sendiri kerajinan kaligrafi sesuai selera.
Para pengrajin kaligrafi di Kampung Kaligrafi Bondowoso juga membuka kursus kaligrafi gratis bagi anak-anak setiap Jumat sampai Minggu. Tujuannya agar ada regenerasi untuk melestarikan industri kreatif seni kaligrafi satu ini.
Sumber artikel: Kemenparekraf/Baparekraf RI