MNEWS.co.id – Tantangan digitalisasi dan penggunaan teknologi tidak seharusnya dijadikan beban oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama dengan tersedianya beragamnya tools atau perangkat yang dapat membantu mereka dalam menjalankan bisnis di era 4.0.
Para pelaku UMKM harus memiliki mental wirausaha yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan berupaya menyelesaikan masalah orang lain serta harus siap dalam masuk ke skala yang lebih besar alias naik kelas.
Menyikapi tersebut, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kemkominfo mengadakan pameran daring “UMKM Go Digital Virtual Expo 2022” yang digelar pada 8–11 Oktober 2022 dan dikuti oleh sebanyak 100 UMKM dari 13 daerah telah terpilih.
Acara tersebut merupakan rangkaian akhir program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM dari Ditjen Aptika, Kementerian Kominfo.
Ajang UMKM Go Digital Virtual Expo 2022 tidak hanya memberikan kesempatan pada peserta UMKM untuk memasarkan produknya secara virtual, mereka juga mendapatkan pembekalan dari para mentor dalam menjalankan usaha berbasis digital.
“Lebih dari 150 juta masyarakat sudah membeli produk secara online. Ini adalah potensi dan pasar yang sangat besar untuk lebih ditingkatkan. Pandemi membuat pola yang berubah yang sebelumnya konvensional berubah menjadi digital,” kata Ketua Yayasan Wiranesia, Danny Laksana, salah satu mentor pada forum diskusi daring UMKM Go Digital Virtual Expo 2022 hari pertama, Sabtu (8/10/2022).
Memang tantangan dalam berbisnis daring ini, lanjut Danny, tak semua orang bisa melakukan teknik digital. Menyikapi hal itu, banyaknya pelatihan dan pembekalan dari pemerintah yang mengusung tema-tema digitalisasi sangat membantu pelaku UMKM untuk berbisnis online.
Dalam pembekalan UMKM secara virtual itu, Danny berlaku sebagai mentor dengan materi “Menangkap Peluang Bisnis Online”. Ia pun menyebut dalam teknologi 4.0 pelaku usaha bisa lebih cepat mengembangkan dan memasarkan produk melalui media digital.
“Tapi kan digital banyak sekali, seperti media sosial, marketplace dan terbagi lagi dengan platform-platform. Dari media-media tersebut, kita bisa mengambil peluang untuk memasarkan dan menjual produk UMKM,” terangnya.
Danny juga menyampaikan, memang sudah saatnya para pelaku UMKM untuk serius menjalankan bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi digital dengan ruang berjualan online.
Lebih lanjut, Danny memberikan beberapa keuntungan jika para pelaku UMKM berjualan dengan metode online, yaitu:
- Modal lebih kecil dan pelaku usaha bisa memulai dengan cara menjadi reseller jika belum mempunyai produk sendiri
- Waktu lebih fleksibel dan pelaku usaha bisa dikerjakan dimana saja dan menyesuaikan kebutuhan
- Target pasar menjangkau lebih luas
- Tersedianya platform sebagai sarana berjualan
- Promosi lebih mudah dan murah
- Menekan biaya usaha untuk sewa kios ataupun biaya operasional lainnya.
Menurut Danny, satu hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM dalam menangkap peluang pasar adalah harus memahami segmenting, targeting, dan positioning dalam teknik berjualan online.
Lebih lanjut ia memaparkan, dengan melakukan segmenting dan targeting maka produk yang dijual di pasaran akan lebih tepat sasaran dengan berdasarkan faktor usia, status ekonomi, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan hingga gaya hidup.
Terkait dengan positioning, pelaku UMKM bisa memposisikan produknya dengan produk kompetitor meski produk tersebut memiliki manfaat yang sama tetapi dengan menerapkan Unique Selling Proposition (USP).
“Setiap produk harus memiliki USP dan produk menjadi kebutuhan market pada pasar luas. Dalam hal ini para pebisnis daring harus cepat menangkap peluang pasar yang sedang tren dalam berjualan dan berbisnis online,” pungkas Danny.