( Foto : Dok. BPOM Mamuju )
( Foto : Dok. BPOM Mamuju )

Mamuju, MNEWS.co.id – Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat mendukung kegiatan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di daerah tersebut khususnya untuk sektor bidang kosmetik.

“Kami sangat mendukung pengembangan UMKM, termasuk yang bergerak dibidang kosmetik,” kata Netty Nurmuliawaty selaku Kepala Balai BPOM di Mamuju, Selasa (3/9). Keterangan tersebut disampaikannya bersamaan dengan pelaku UMKM Mamuju yang bergerak di bidang kosmetik meminta agar pemerintah dapat memudahkan proses perizinan BPOM.

Netty menjelaskan bahwa selama BPOM berada di Mamuju sejak tiga tahun ini, pihaknya belum pernah menerima permintaan pelaku UMKM kosmetik untuk mendaftakan produk mereka. Dirinya juga menambahkan jika pelaku UMKM tersebut serius dalam mengurus pendaftaran produknya, mereka bisa datang ke Balai BPOM untuk dibantu pengurusannya. 

Netty juga mempersilahkan para pelaku UMKM Mamuju untuk berkonsultasi secara langsung terkait alur proses pendaftaran produknya. “Silahkan datang ke Kantor Balai POM Mamuju, jika ada pelaku usaha yang akan menanyakan prosedur izin industri. Kami akan membantu pengembangan UMKM di Sulawesi Barat dan tentunya kami bekerja sesuai prosedur,” ujarnya.

Netty berharap saat para pelaku UMKM kosmetik tersebut datang untuk berkonsultasi, mereka dapat membawa kelengkapan persiapan yang dibutuhkan. “Jika masih ada kelengkapan persyaratan yang harus dipenuhi, kami akan beri masukan agar dilengkapi,” kata Netty.

Nasidah, salah satu pelaku UMKM di Kabupaten Mamuju sebelumnya berharap agar pemerintah dapat memberi kemudahan dalam proses perizinan. Nasidah merupakan pelaku usaha sabun di Kabupaten Mamuju. Dirinya sudah mengurus proses perizinan usahanya namun sampai saat ini masih terkendala izin dari BPOM. “Kami kesulitan mendapatkan izin karena prosesnya yang sangat panjang dan rumit,” ungkap Nasidah.

Usaha yang dimiliki Nasidah ialah produksi sabun mandi herbal yang dijual dengan harga Rp20 ribu per buah, ada juga sabun cuci dan sabul pel lantai yang dijual Rp10 ribu per botol, dan parfum laundry seharga Rp20 ribu per botol. Bahan yang digunakan dalam membuat sabun yakni daun bidara, temulawak, madu asli dan pepaya.

“Jadi produk sabun herbal ini tidak mengandung bahan kimia dan alkohol. Kami berharap, ada solusi yang diberikan pemerintah agar ada kebijakan pada proses perizinan sabun herbal tersebut,” ujarnya.