Ilustrasi UMKM Kopi. (Foto: Jawa Pos)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berbasis kopi untuk menjadi pemasok dalam pengadaan barang/jasa, termasuk minuman di kementerian/lembaga pemerintah.
 
Teten menjelaskan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sehingga nantinya produk-produk khusus UKM, termasuk kopi, dapat terdaftar di e-katalog dan masuk dalam pengadaan belanja pemerintah.
 
“Kita bantu kurasi produk-produk UMKM yang berbasis kopi untuk masuk ke laman khusus produk UMKM di LKPP supaya penyerapan produk UMKM lebih mudah tanpa harus melalui vendor,” jelasn Teten.


Saat ini LKPP telah membuka laman untuk koperasi dan UKM dan sedang mempersiapkan draf pendaftaran untuk agregator makanan/minuman yang terdaftar di laman LKPP sehingga nantinya UKM kopi dapat menjadi pemasok untuk pengadaan barang dan jasa kementerian/lembaga.
 
Teten menjelaskan LKPP juga melakukan pelatihan bersama para kementerian/lembaga terkait cara belanja produk UMKM di laman e-katalog LKPP. Dengan didaftarkannya produk UMKM pada laman khusus e-katalog LKPP, akan mempermudah dan membantu penyerapan hasil produksi UKM. Saat ini jumlah koperasi kopi di Indonesia sebanyak 47 koperasi dengan jumlah petani sebanyak 1,3 juta orang.
 
Konsumsi kopi di Indonesia pun tercatat tumbuh setiap tahunnya, yakni pada 2016 sebanyak 250 ribu ton, kemudian meningkat menjadi 335 ribu ton pada 2019. Sementara itu pada tahun ini, konsumsi kopi diprediksi akan mencapai 353 ribu ton.
 
Teten menjelaskan kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22 persen per tahun.
 
“Konsumsi kopi dalam negeri sudah naik, hari ini sudah setengah kilogram per kapita per tahun. Itu karena pertumbuhan kelas menengah terus meningkat, seiring dengan perbaikan kesejahteraan. Kopi juga sudah menjadi lifestyle,” kata Teten.