Jakarta, MNEWS.co.id – Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan aplikasi messaging untuk komunikasi personal mengalami perubahan dan sering digunakan untuk bisnis transaksional, salah satunya adalah aplikasi WhatsApp.
Semakin banyak pemilik bisnis yang mengandalkan platform digital ini untuk berkomunikasi dengan calon pembeli lewat produk yang mereka tawarkan.
Dewi Meisari selaku ketua proyek Ukmindonesia.id membagikan banyak tips kepada para pemilik UKM saat mempromosikan produknya melalui WhatsApp. “Pertama, jangan mengirim banyak foto karena akan merepotkan customer harus mengunduh,” katanya dilansir dari Antara.
Sebagai alternatif yang lebih nyaman, pemilik UKM hanya perlu mengirimkan tautan untuk WhatsApp, sehingga calon pembeli tidak perlu mengunduhnya.
Dewi menemukan banyak pengurus UKM yang tidak mengelola kontak konsumen dengan baik. UKM dapat mengelola kontak dengan mencadangkan penyimpanan ke email (Google kontak), sehingga lebih mudah untuk memigrasi data kontak antara beberapa perangkat.
Sementara bagi konsumen, mengelola kontak dengan baik dan menunjukkan nuansa komunikasi personal dapat membuat konsumen merasa spesial dan loyal. Menurutnya, seringkali peserta UKM hanya menjawab ‘tidak’, ‘tidak tahu’ atau ‘tidak ada’, yang justru menghalangi peluang penghasilan yang mungkin muncul. Sehingga dapat memberikan kesan ‘tidak butuh’ kepada konsumen, sehingga bisa mematikan ‘hasrat membeli’ yang sempat muncul.
Ia juga melihat pemilik bisnis sering kali memberikan jawaban tidak memuaskan dan tidak mengedukasi. Untuk itu, dia menyarankan agar pemilik bisnis membuat QnA (question & answer) standar atau FAQ (frequently asked questions) untuk memberi kesan profesional dan memudahkan proses edukasi SDM/karyawan baru.
Akhirnya, pemilik bisnis juga dapat membangun QnA untuk cross-selling sehingga meningkatkan jumlah pembelian dengan menawarkan produk lain. Misalnya, saat konsumen sudah memesan tapi belum membayar, administrator bisa menyediakan produk lain.