Kepala Bekraf dan Menteri Pariwisata menandatangani MoU pengembangan digitalisasi pariwisata saat Rkornas I Kemenpar di Jakarta, Kamis (28/2/2019). Foto: Bekraf/Fitria
Kepala Bekraf dan Menteri Pariwisata menandatangani MoU pengembangan digitalisasi pariwisata saat Rkornas I Kemenpar di Jakarta, Kamis (28/2/2019). Foto: Bekraf/Fitria

Jakarta, MNEWS.co.id – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk mendorong pertumbuhan ekosistem startup Indonesia, khususnya di bidang pariwisata.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh Kepala Bekraf, Triawan Munaf dengan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Acara tersebut dilakukan bersamaan dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) I Kementerian Pariwisata di Golden Ballrom The Sultan Hotel and Residence Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Penandatanganan ini merupakan bentuk kolaborasi lembaga negara melalui sinergi program. Program yang disinergikan adalah Be-X (Bekraf Acceleration) dan BYTE (Bekraf Young Technology Entrepreneur) yang dimiliki Bekraf dengan Wonderful Startup Academy (WSA) yang dimiliki Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

“Kolaborasi sangat diperlukan. Oleh karena itu, Bekraf siap mendukung pengembangan digitalisasi pariwisata. Di zaman yang serba cepat karena teknologi, kita harus mampu menyesuaikan diri. Apalagi pariwisata akan menjadi andalan bagi Indonesia untuk meningkatkan devisa. Dan kolaborasi merupakan,” ungkap Triawan.

Arief Yahya mengatakan di tahun ini pemerintah fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) sehingga Kemenpar berupaya meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM di sektor pariwisata. Dia mengungkapkan ada tiga aspek penting dalam penguatan pariwisata, yakni kreasi yang menjadi ranah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), inkubasi ditangani Bekraf sedangkan komersialisasi menjadi tanggung jawab Kemenpar.

“Di tengah perkembangan teknologi, Kemenpar tahun ini memiliki program Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0 mengingat aktivitas wisata mulai dari perencanaan hingga sharing dilakukan secara digital. Oleh karena itu, perlu penguatan SDM untuk menghadapi era baru kepariwisataan melalui kerja sama dengan pihak yang ahli di bidangnya,” imbuhnya.