Ilustrasi Pasar Digital. Foto: Google Images.
Ilustrasi Pasar Digital. Foto: Google Images.

Bandung, MNEWS.co.id – Saat ini, packaging dan e-commerce adalah dua hal penting yang harus dimiliki seorang pelaku usaha. Hal ini tentunya berbeda dengan era sebelumnya, yang lebih berorientasi pada produk. Sekarang, inovasi dan kreativitas menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha.

Rully Nuryanto, Plt Deputi Bidang Pemberdayaan Manusia, mengatakan perlunya inovasi bagi suatu usaha agar bisa lebih berkembang. Produknya bisa saja sama, tetapi cara mengemas dan mempromosikannya yang dibuat semenarik mungkin agar bisa menjangkau pasar milenial.

“Ini berlaku di semua bidang usaha, contohnya, tahu kan Warunk Upnormal. Itu kan hanya warung indomie biasa ya, tapi kenapa dia bisa berkembang sedemikian rupa,” kata Rully saat memberikan sambutan di acara bertajuk Pelatihan Vocational Keterampilan Teknis Bagi SDM KUMKM di Hotel Prime Park, Cikutra, Bandung, Jumat (21/9/2018).

Pelatihan yang diprakarsai Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan Saung Angklung Udjo ini akan berlangsung selama tiga hari mulai Jumat 21 September dan akan ditutup Minggu 23 September. Peserta pelatihan adalah 60 wirausahawan muda asal Cimenyan, Bandung dan Padasuka, Bandung.

Rully menerangkan, kenapa Warunk Upnormal yang hanya jual mie bisa begitu jaya, kuncinya karena pemiliknya pandai bermain dengan packaging, pemiliknya mengetahui kaum milenial sekarang menilai tempat nongkrong, jaringan wifi dan spot-spot foto menjadi hal utama dalam sebuah usaha, rasa jenis dagangan nomor sekian.

Rully Nuryanto, Plt Deputi Bidang Pemberdayaan Manusia di acara  Pelatihan Vocational Keterampilan Teknis
SDM KUMKM di Hotel Prime Park, Cikutra, Bandung, Jumat (21/9/2018).
Foto: (doc/KemenkopUKM)

“Pedagang mie kekinian itu, saat ini tidak hanya dilakukan oleh Warunk Upnormal tetapi juga oleh what’s up cafe. Hasilnya kedua warung itu, sama-sama dijadikan tempat kumpul kaum milenial yang akan nongkrong,” terangnya.

Ini menjadi bukti, kaum milenial sekarang tidak terlalu menomor satukan rasa tetapi lebih hal-hal lain di luar rasa, seperti eye catching-nya suatu produk.

“Bicara cemilan, ini juga berpengaruh, ada kemasan bagus tetapi kemasannya sudah dibuka. Akhirnya cemilan tersebut tidak laku, sebab pembeli malas beli,” jelasnya.

Rully juga mengatakan selain packaging, e-commerce juga patut diperhatikan seorang pelaku wirausaha. Pengaruh e-commerce juga sangat penting, untuk meningkatkan pemasaran.

“Jaman dulu, wirausaha harus punya lapak, toko atau outlet sebelum usaha, datang ke toko juga sudah harus rapi atau wangi. Wirausahawan sekarang tidak begitu lagi, bangun tidur sudah bisa dagang,” katanya.

Cerita ini telah dibuktikan oleh seorang wirausaha fashion. Awalnya wirausahawan muda ini hanya lihat jilbab bagus lalu dia kreasikan jilbab tersebut dengan kreasinya sendiri dan dia pergi ke tukang jahit untuk membuat jilbab hasil kreasinya.

“Jilbab tersebut dia dagangkan lewat sosial media. Hasilnya laku keras, saat pembelinya sudah semakin banyak tukang jahit yang selama ini setia membuatkan jilbab kreasinya dia rekrut menjadi mitra, khusus membuat jilbab dagangannya,” kisah Rully.

Pimpinan Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo mengatakan pelatihan vokasional ini luar biasa, sayang jatah pesertanya hanya 60. Mereka berasal dari 30 orang wirausaha asal Desa Cimenyan dan 30 orang wirausaha asal Desa Padasuka.

Ide lahirnya pelatihan ini, menurut Taufik juga tidak datang begitu saja, tetapi lewat pertemuan intensif antara dirinya dengan Menteri Koperasi AAGN Puspayoga. Pertemuannya juga tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi sampai tiga kali.

“Peristiwa ini luar biasa, dan kami merasa dihormati. Peristiwa itu bukan tiba-tiba, tapi wujud dari sebuah perhatian yang luar biasa dari bapak Menteri. Awalnya beliau mendatangi tempat kami sampai 3 kali, berbicara santai, bukan sebagai seorang pejabat,” kisahnya.

Penjelasan-penjelasan Menteri AAGN Puspayoga, hingga akhirnya muncul pelatihan ini juga sangat santun dan inspiratif.

“Beliau menyampaikan kepada saya, Pak Taufik ini kan sudah bagus. Bisa lebih bagus lagi, kalau kita bersinergi. Coba pikirkan atau berbuat sesuatu untuk bisa kita berprogres, kita bersinergi,” jelasnya.

Kata-kata santun dari Menteri AAGN Puspayoga, menurut Taufik, selalu akan diingatnya. Hingga akhirnya lahir keinginan untuk memunculkan kegiatan pelatihan ini, mengingat apa yang diinginkan Menteri Koperasi dan UKM juga sejalan dengan keinginan orangtua perintis Saung Angklung Udjo.