Yesya Frita Yeni, pemilik Brand Yesya Frita Indonesia. (Foto: Yesya Frita Indonesia)

Jakarta, MNEWS.co.id – Masa pandemi memaksa pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk dapat beradaptasi dalam mengelola bisnisnya jika ingin tetap bertahan. Mulai dari terus berinovasi hingga merambah ke ranah digital.

Yesya Frita Yeni merupakan seorang pelaku UMKM asal Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang merupakan salah satu yang jeli melihat peluang usaha. Melalui brand Yesya Frita Indonesia, Yesya beralih dari memproduksi tas ke pembuatan masker.

“Awalnya produksi tas, cuma saat pandemi mencoba kreasi lain, yaitu buat masker, ternyata responsnya positif dan jadi keterusan,” ungkapnya dilansir dari Republika.

Dalam memproduksi masker, Yesya melakukan inovasi berupa pembuatan ragam motif yang didesain berbeda daripada umumnya. Motif masker yang diproduksi terbilang unik dan menarik. Di antaranya motif mi instan, pecel lele, mozaik, dan action figure yang menjadi primadona.

“Untuk bahan yang digunakan berupa katun printing, jadi setiap masker punya motif yang berbeda. Selain itu, ada juga yang berbahan dasar brokat,” ujar Yesya.

Hingga saat ini, masker produksinya tidak hanya dijual di wilayah Kota Tangerang, tetapi hingga ke luar kota bahkan ke luar pulau, seperti Kalimantan. Yesya menjual masker-maskernya mulai dari Rp15.000 hingga Rp35.000 per buah.

“Dari awal pandemi sampai saat ini, sudah sekitar 4000 lebih masker terjual, ada yang dikirim ke Kalimantan, sekitar Tangerang dan ada bank swasta juga yang pesan,” jelasnya.

Dalam melakukan pemasaran, Yesya memaksimalkan pemanfaatan media sosial. Masker-masker produksinya dipasarkan lewat melalui platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp.